TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur oleh anggota Paspampres dan dua anggota TNI lainnya sempat diwarnai video viral berisi penganiayaan yang terjadi di dalam mobil. Video, saat itu, mengiringi pemberitaan permintaan tebusan oleh para pelaku terhadap keluarga Imam Masykur.
Polisi Militer Kodam Jaya telah menyatakan orang dalam video penganiayaan itu bukanlah Imam Masykur. Belakangan keterangan ini dikuatkan oleh keluarga Imam Masykur, namun membantah kalau video itu disebut hoax. “Kalau video penyiksaan itu sebenarnya ada orang lain lagi. Benar, cuma itu orang lain,” kata Indra Haposan Sihombing, kuasa hukum keluarga Imam Masykur di Polda Metro Jaya, Rabu malam, 20 September 2023.
Indra menunjuk video penyiksaan dengan gambar punggung sampai lebam memerah adalah benar Imam Masykur. “Itu ada dua video (video penyiksaan). Yang satu merah belakang (punggungnya) itu yang asli, yang ada tahi lalat di punggungnya, itu tidak hoax,” katanya.
Sebelumnya, Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menegaskan video viral orang dicambuk di dalam mobil bukan video penganiayaan Imam Masykur yang melibatkan anggota Paspampres. “Itu hoax. Itu tidak ada kaitannya,” kata Irsyad usai konferensi pers di Markas Polisi Militer Kodam Jaya, Jakarta Selatan, 29 Agustus 2023.
Irsyad mengatakan tiga anggota TNI dan satu sipil terlibat dalam penculikan ini. Tiga prajurit itu adalah anggota Paspampres Praka Riswandi Manik, dan dua rekannya Praka Jasmowir dan Praka Hery Sandi dari kesatuan lain. Adapun satu sipil berinisial Zulhadi Satria Saputra merupakan ipar dari Riswandi.
Irsyad mengatakan mereka menculik warga Aceh bernama Imam Masykur karena alasan ekonomi. Berdasarkan hasil pemeriksaan Pomdam Jaya, Praka Riswandi Manik dan dua rekannya tidak mengenal Imam atau punya masalah sebelumnya dengan korban. “(Motifnya) Uang tebusan,” kata Irsyad.
Irsyad membenarkan Praka Riswandi cs meminta tebusan Rp 50 juta. Namun karena tidak menyanggupi, ketiga pelaku terus memukuli korban hingga tewas kemudian.
Imam Masykur merupakan warga asal Mon Keulayu, Kabupaten Bireuen, Aceh, yang bekerja sebagai penjaga toko kosmetik di Jalan Sandratek, RT 02/06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Imam baru tinggal dan mengadu nasib di Kota Tangerang Selatan beberapa bulan belakangan ini. Dirinya menjual kosmetik dan obat-obatan di kios berukuran 3x5 meter.
Irsyad mengatakan alasan Praka Riswandi cs memilih menculik Imam Masykur karena dia merupakan pedagang obat ilegal. Sehingga, kata Irsyad, mereka berani menculik karena tahu Imam tidak akan berani melapor polisi.
Pilihan Editor: Jakpro Ogah Komentari JIS yang Batal Jadi Venue Pembukaan Piala Dunia U-17 dan Kandang Timnas