TEMPO.CO, Jakarta - Eks warga Kampung Bayam yang mendirikan tenda di dekat Jakarta Intenational Stadium (JIS) diimbau oleh lurah setempat untuk pindah jelang penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023.
Warga menyayangkan imbauan tersebut karena merasa Pemerintah Kota Jakarta Utara dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) belum pernah datang lagi ke tenda untuk menemui mereka.
Ia mengatakan, terakhir pertemuan dengan PT Jakpro terjadi pada 25 November tahun lalu. Perwakilan pihak wali kota Jakarta Utara, kata Serli, juga sempat datang ke tenda.
"Pernah (ke tenda) menjanjikan dalam satu minggu, warga sudah bisa masuk ke Kampung Susun Bayam," ujarnya. Tapi, hingga saat ini, tidak ada kejelasan soal kapan mereka bisa menempati rusun tersebut.
Serli menilai, tidak ada dialog dua arah dalam persoalan ini. Hal itu yang memicu warga eks Kampung Bayam melayangkan gugatan.
Sebelumnya, pada Agustus 2022, seluruh warga Kampung Bayam sudah diberikan surat keputusan (SK) sekaligus daftar hunian untuk menempati Kampung Susun Bayam.
Namun, semenjak Anies Baswedan tak lagi jadi Gubernur DKI Jakarta, yang kemudian digantikan oleh Heru Budi Hartono sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta, hingga hari ini belum ada kelanjutan apakah warga eks Kampung Bayam bisa tinggal di hunian tersebut.
"Tinggal dikasih kuncinya saja, tapi dari Pemkot Jakarta Utara dan Jakpro bilang (Kampung Susun Bayam) belum siap ditempati," ujar ibu dua anak itu.
Soal Kampung Bayam, Jaringan Rakyat Miskin Kota: Pemprov DKI Tinggalkan Jalan Dialog
Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota atau JRMK, Minawati menyesalkan sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun DPRD yang tidak mau menemui warga eks Kampung Bayam untuk berdialog.
“Dari DPRD, Pemrov DKI belum ada yang datang,” kata Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota atau JRMK, Minawati saat dihubungi Tempo, Rabu, 20 September 2023.
Program rumah susun Kampung Susun Bayam yang diinisiasi dan selesai dibangun di era Gubernur Anies Baswedan kini tak jelas juntrungannya. Rumah susun yang diberi nama kampung susun itu semula akan dihuni oleh warga eks Kampung Bayam.
Tapi hingga saat ini, mereka tak bisa menempati kampung susun tersebut. Pun tidak ada penjelasan, bila warga eks Kampung Bayam tak bisa menghuni Kampung Susun Bayam, lalu siapa dan untuk apa rumah susun di dekat stadion JIS itu.
Menurut Minawati, setelah Anies berhenti sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2022 lalu, warga eks Kampung Bayam mengalami perlakuan berbeda dengan inisiatif awal saat pembangunan kampung susun dimulai.
“Ya waktu dia (Anies) lengser sudah dilimpahkan untuk diurus. Tapi gak tahu ya namanya birokrasi ya beda ada yang berpihak kepada kami, ada yang tidak,” ucapnya.
Menurutnya, pada saat Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur, warga Kampung Bayam sebulan sekali rutin melakukan dialog.
“Setelah (Anies) selesai, kerja sama itu selesai juga, karena kami kan rutin dulu setiap sebulan sekali berdialog dengan para dinas,” ujarnya.
Wati mengatakan hal yang paling terasa berbeda setelah Anies tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI adalah tidaknya ada dialog dari dinas atau Pemprov DKI. “Setelah Anies lengser itu gak ada,” ucapnya.
Pilihan Editor: Ada Perbedaan Tarif Transjakarta bagi Warga KTP DKI dan Luar Jakarta Setelah Tiket Berbasis Akun Diberlakukan