Nanan menerangkan, kesamaan itu terihat dari bentuk rangkaian dan bahan baku yang dipergunakan oleh para pelaku. “Tapi jika bom yang terdahulu menggunakan gotri, bom yang meledak kali ini menggunakan mur dan baut,” ujarnya.
Kendati meyakini kesamaan tersebut, kata Nanan, polisi hingga kini belum bisa memastikan apakah pelaku pengeboman itu terkait dengan kelompok teroris sebelumnya. “Masih terus kami kembangkan,” ujar dia.
Ledakan bom yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton pada Jum'at (17/7) pagi menelan 62 korban. Sebanyak sembilan korban diantaranya tewas dan sisanya mengalami luka-luka.
Berdasarkan proses penyidikan sementara, kata Nanan, pelaku diduga merancang pengeboman dengan menyelundupkan bahan baku ledakan ke sebuah kamar di Hotel Marriott. “Kamar itu diduga kuat dijadikan markas operasi,” ujarnya.
Kesimpulan itu diperoleh setelah polisi menemukan sebuah rangkaian bom aktif di kamar 1808 tidak lama setelah ledakan tersebut. “Kamar itu disewa sejak tanggal 15 Juli oleh seseorang berinisial N,” katanya.
Baca Juga:
RIKY FERDIANTO