Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Noor Din Rekrut Anggota Berdasarkan Rekomendasi

image-gnews
Petugas kepolisian mensosalisasikan poster teroris Noor Din Moch Top kepada sejumlah santri di halaman pondok pesantren Babussalam, Jalan KH, Hasim Asy'ari, Bajarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang, Jumat (31/7). TEMPO/Nurdiansah
Petugas kepolisian mensosalisasikan poster teroris Noor Din Moch Top kepada sejumlah santri di halaman pondok pesantren Babussalam, Jalan KH, Hasim Asy'ari, Bajarejo, Pagelaran, Kabupaten Malang, Jumat (31/7). TEMPO/Nurdiansah
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Mantiqi III Jemaah Islamiyah, Nasir Abas menjelaskan bahwa perekrutan anggota jaringan Noor Din M. Top didasarkan pada rekomendasi. "Pengikut Noor Din yang membuat jaringan itu sendiri," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat (31/7).

Menurut dia, anak buah Noor Din lah yang mencari anggota baru kemudian dipilih berdasarkan seleksi. Akan tetapi, dia enggan menjelaskan syarat maupun cara seleksi yang dilakukan.

Ihwal metode perekrutan ini menarik perhatian publik setelah polisi menduga Ibrohim terkait dengan pengeboman di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli lalu. Bila dugaan itu benar perekrutan anggota dan penyusupan ke dalam target dilakukan dengan rapi dan jangka waktu yang panjang.

Ibrohim, menurut rekan kerjanya di Cynthia Florist, sebelum bekerja di Ritz Carlton telah bekerja di Hotel Mulia selama tiga tahun sebagai penata bunga. Saat Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan sudah beroperasi enam bulan, Ibrohim melamar kerja di Ritz. Meski gajinya turun, dari Rp 3 juta di Hotel Mulia menjadi Rp 2 juta di Ritz Carlton, Ibrohim rela bekerja di hotel itu.

Belakangan baru diketahui bahwa ada motif lain yang mendorong Ibrohim pindah. Kendati begitu, polisi hingga kini belum tahu sejak kapan Ibrohim bergabung dengan jaringan Bogor, begitu sebutan polisi untuk kelompok pendukung Noor Din yang berbasis di Cibinong, Bogor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nasir  sendiri tak menjelaskan kelombok baru ini. Dia hanya mengatakan dirinya pernah menjadi guru bagi Noor Din. Ia terakhir berhubungan pada 1997. Sejak dipindah ke Serawak, Malaysia ia mengaku tak pernah berhubungan lagi.

Mengenai munculnya nama baru, Upik Lawanga alias Taufik Bulaga, pelaku aksi kekerasan poso, yang diduga sebagai pembuat dua bom yang diledakkan di Hotel J. W Marriot dan Ritz Carlton, pada 17 Juli lalu, dia enggan berkomentar. "Saya tidak kenal dia," tegasnya.

RINA WIDIASTUTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


19 Tahun Bom Marriot, Moeldoko: Semua Agama Tolak Terorisme

6 Agustus 2022

Polisi dari kesatuan gegana dan forensik memeriksa mayat korban peledakan bom di hotel JW Marriott, Jakarta, 5 Agustus 2003. Ledakan tersebut menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Dok. TEMPO/ Arie Basuki
19 Tahun Bom Marriot, Moeldoko: Semua Agama Tolak Terorisme

5 Agustus 2003 aksi terorisme terjadi di hotel JW Marriott Jakarta


Setelah 18 Tahun, Ini Sebab Amerika Baru Tetapkan Hambali Tersangka Bom Bali

22 Januari 2021

Hambali. Foto: ICRC
Setelah 18 Tahun, Ini Sebab Amerika Baru Tetapkan Hambali Tersangka Bom Bali

Kurang lebih 18 tahun setelah Bom Bali, Kejaksaan Militer Amerika akhirnya menetapkan Hambali sebagai tersangka. Ada kisah panjang di baliknya


Kejaksaan Amerika Tetapkan Hambali Sebagai Tersangka Bom Bali

22 Januari 2021

Hambali. miamiherald.com
Kejaksaan Amerika Tetapkan Hambali Sebagai Tersangka Bom Bali

Delapan belas tahun setelah peristwa Bom Bali, Kejaksaan Militer Amerika menetapkan Hambali sebagai tersangka Bom Bali dan Bom Hotel Marriot


Sidang Perdana Kasus Bom JW Marriot Digelar Hari Ini  

10 Februari 2010

TEMPO/Tony Hartawan
Sidang Perdana Kasus Bom JW Marriot Digelar Hari Ini  

Sidang perdana pelaku teroris bom JW Marriot dan Ritz Carlton akhirnya digelar. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pagi ini akan mendengarkan dakwaan jaksa terhadap Amir Abdillah.


Penyandang Dana Pemboman Ritz Carlton-Marriott Segera Diadili

21 Desember 2009

Kepulan asap akibat ledakan di Hotel Ritz Carlton kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/7) pukul 07.55 WIB. Sampai berita ini diturunkan bom ini sedikitnya menewaskan lima orang. Foto: TEMPO/Bob
Penyandang Dana Pemboman Ritz Carlton-Marriott Segera Diadili

Tersangka penyandang dana peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriott, Al Khelaiw Ali Abdullah alias Ali, segera diadili.


Muh Djahri Tak Pulang ke Rumah

16 Agustus 2009

Muh Djahri Tak Pulang ke Rumah

Djahri atau Muh Djahri, yang rumahnya digerebek Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI pada Jumat dua pekan lalu, akhirnya pulang


Pengebom Ritz Calrton Bukan "Orang Baru"

15 Agustus 2009

Pengebom Ritz Calrton Bukan "Orang Baru"

Nana Ikhwan Maulana, yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli lalu bukan rekrutan baru. Dia ternyata pernah terkait dengan konflik Poso.


PPATK Siap Telusuri Aliran Dana Teroris

13 Agustus 2009

PPATK Siap Telusuri Aliran Dana Teroris

Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) akan membantu kepolisian melihat hubungan keuangan diantara pelaku terorismen baik diminta maupun tidak.


Ibrohim Sengaja Menyamar jadi Noordin M Top  

13 Agustus 2009

Ibrohim Sengaja Menyamar jadi Noordin M Top  

Ibrahim sengaja berteriak "Saya Noordin" saat dikepung agar Densus terkecoh. Dia juga memelihara jenggot agar dikira Noordin bila kepergok Densus.


Selama Mengontrak, Ibrohim dan Dani Menutup Diri  

12 Agustus 2009

Selama Mengontrak, Ibrohim dan Dani Menutup Diri  

Selama mengontrak di Mampang, Jakarta Selatan, Ibrohim dan Dani Dwi Permana, mereka selalu menutup diri.