TEMPO Interaktif, Bekasi - Lahan terbuka di Kota Bekasi, Jawa Barat, terancam habis digantikan gedung dan perumahan. Pembangunan terus bertambah seiring banyaknya infrastruktur jalan baru yang dibuka tahun ini.
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Bina Marga dan Tata Air Erwin Guinda mengatakan lahan kosong kini banyak diburu oleh pengusaha atau sekadar untuk hunian perorangan. Bahkan lahan di daerah strategis, seperti tepian jalan nyaris tidak lagi tersisa. "Lahan di Kota Bekasi bakal penuh," kata Erwin kepada Tempo, Selasa (26/1).
Rencana pembangunan beberapa ruas jalan baru, kata dia, akan semakin memicu pesatnya urbanisasi di Kota Bekasi, di antaranya pembangunan jalur busway koridor Bekasi-Jakarta yang diperkirakan selesai 2011, dan jalan tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu).
Salah satu pengusaha properti besar, Summarecon, juga akan membangun kawasan perumahan di sebelah utara stasiun Bekasi. Summarecon membangun jalan layang sendiri, melintasi rel kereta api di ujung Jalan Achmad Yani.
Menurut data yang dilansir Dinas Tata Ruang Kota Bekasi, jumlah lahan terbangun di Kota Bekasi telah mencapai kepadatan 74 persen atau sekitar 155.400 hektare dari total luas lahan 210 ribu hektare. Sisa lahan terbuka hijau hanya 12 persen atau 31 ribu hektare saja.
Baca Juga:
Menurut Erwin, sisa lahan itulah yang kini diperebutkan penduduk asal luar Kota Bekasi yang ingin tinggal atau membuka unit usaha. Jumlah keseluruhan penduduk sekitar 2,2 juta jiwa. Sebagian besar adalah pekerja yang berkantor di Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perencanaan Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Dadang Mulyana, mengatakan seharusnya ruang terbuka hijau 30 persen atau 63 ribu hektare. "Lahan terbuka sudah tidak ideal," kata dia.
Dinas Tata Ruang telah mengeluarkan aturan bangunan vertikal. Tujuannya, mengurangi penggunaan lahan terlampau luas, di mana setiap bangunan baru didesain tinggi bukan melebar.
HAMLUDDIN