TEMPO Interaktif, Bogor - Setelah melakukan perjalan selama hampir lima jam, akhirnya pada pukul 00.40 WIB enam pendaki dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta bersama 42 orang tim penyelamat gabungan akhirnya tiba di pintu masuk Curug Nangka.
Enam mahasiswa tersebut langsung dibawa ke sebuah penginapan yang berada persis di samping Poskodal Curug Nangka. Mereka semua tampak sehat meskipun ada salah seorang yang harus dipapah selama perjalanan karena kelelahan.
Salah seorang korban bernama, Adip, menuturkan dirnya bersama teman-teman kehilangan arah karena kabut tebal serta terjadi longsor. Selain itu, logistik yang mereka bawa habis.
Mereka mengaku mengetahui wilayah Gunung Salak tapi karena keinginan untuk mendaki maka mereka memutuskan terus mendaki. Mereka juga menolak kalau pendakian tersebut disebut ilegal.
Salah seorang anggota regu penyelamat dari RAPI bernama Meong Banten menjelaskan mereka mulai turun dari shelter 6 pada ketinggian 1.843 di atas permukaan laut melalui jalan pendakian utama yang umum digunakan. Salah satu personel dari regu penyelamat 2 sempat mengalami muntah-muntah karena kelelahan.
Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Tomex Korniawan yang sudah menunggu kedatangan para pendaki menuturkan kalau kondisi para pendaki dalam keadaan baik-baik saja. Mengenai kegiatan pendakian yang dinilai ilegal, Tomek menuturkan masalah tersebut diserahkan ke pihak Taman Nasional Gunung Salak Hlimun. "Hanya sanksi moral yang akan dijatuhkan bagi pra pendaki tersebut," papar Tomex.
Pada 24 Januari 2010, enam pencinta alam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mendaki dari arah Curug Nangka menuju Puncak Salak II. Pendakian direncanakan berakhir pada 27 Januari 2010 dengan mengambil rute kembali ke Curug Nangka, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
DIKI SUDRAJAT