Pasalnya, polisi tidak menemukan selongsong peluru bekas tembakkan ke udara oleh pelaku saat beraksi. "Berarti selongsong tetap tersimpan di senjata," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, Komisaris Adex Yudiswan, melalui telepon, Senin (1/2).
Hanya, Adex, belum bisa memastikan apakah senjata yang dipakai pelaku merupakan senjata api organik atau bukan. "Belum tentu organik, bisa saja senjata api rakitan," ujarnya.
Namun, sebelumnya sempat muncul kabar bahwa pelaku perampokan adalah oknum polisi yang bertugas di luar wilayah Jakarta Utara. Kabar itu diperkuat oleh informasi dari sumber Tempo yang dekat dengan Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, bahwa identitas pelaku memang mengarah kepada oknum polisi.
"Karena senjata yang dipakai merupakan senjata organik," kata sumber ini beberapa waktu lalu. Saat dikonfirmasi soal identitas pelaku yang diduga oknum polisi, Adex langsung membatah. Alasannya, belum ada bukti yang mengarah ke identitas tersebut. "Dugaan memang bisa mengarah ke siapa saja," kata dia.
Ia hanya bisa memastikan bahwa polisi tetap akan menindak siapa pun pelaku perampokan itu. "Kalau ada buktinya, siapa pun pelakunya pasti kami sikat. Termasuk polisi sekali pun," ujar Adex.
Polisi menduga pelaku perampokan dua tempat pada Kamis (14/1) sekitar pukul 22.00 WIB, adalah orang yang sama. Perampokan di Klinik Medika tersebut terjadi sekitar setengah jam sesudah aksi serupa di Restoran Bakmi Nyonya Oey, di jalan yang sama.
WAHYUDIN FAHMI