Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok Barongsai Tak Perlu Petak Umpet Lagi Rayakan Imlek  

image-gnews
Kelompok Barongsai Dharma Asih melakukan atraksi di pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, pada puncak perayaan HUT Ke-604 Kedatangan Laksamana Cheng Ho, di Semarang, Rabu (19/8). Foto: ANTARA/R. Rekotomo
Kelompok Barongsai Dharma Asih melakukan atraksi di pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, pada puncak perayaan HUT Ke-604 Kedatangan Laksamana Cheng Ho, di Semarang, Rabu (19/8). Foto: ANTARA/R. Rekotomo
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Meja berbentuk segi empat dikelilingi lima kursi kosong nampak ditinggalkan pemiliknya. Tak ada satu pun yang duduk dan berbincang di sudut tempat peribadatan itu.

Rupanya sang tuan rumah tengah sibuk bersolek menyambut Tahun Baru Imlek 2561 yang tersisa sembilan hari lagi. Segala perabot berjejer menunggu dirapihkan. Begitu juga lampion, lilin, serta dupa, masing-masing ditata ulang menempati bagian bawah altar penyembahan Dewa.

Seorang lelaki berusia lebih dari setengah abad itu gusar memegang dadanya. Saksi sejarah yang juga pengurus Kelenteng Amurva Bhumi di Jatinegara ini, Saputra Koesnadi atau Soe Sen lalu menyapa ramah. Ia mengisahkan banyak hal meski penyakit batuknya acapkali mengganggu konsentrasinya bercerita.

Ia memulai ketika rezim Orde Baru berkuasa. Ingatannya menggali kenangan masa kelamnya. Sepanjang tahun itu eksistensi dan ritual peribadatan ajaran Konghucu secara terang-terangan diberangus. Masyarakat etnis Tionghoa hidup tak tenang. Tak ayal, Soe Sen dan pengikut lainnya harus nekat merayakan dengan cara petak-umpet dengan aparat kepolisian. “Pernah ada polisi yang datang kesini, mengancam kalau ada ramai-ramai, barang-barang akan diangkut,” kata dia mengenang, saat disambangi Tempo, Kamis (4/2).

Yang paling ia ingat yaitu saat kerusuhan 1998 yang disertai aksi penjarahan dan pembakaran. Kala itu, salah seorang saudaranya menjadi korban tewas dalam aksi pembakaran di sebuah gedung di Jatinegara. Untungnya, aksi anarkis tidak melebar sampai ke wilayah kelenteng. “Malah saya masih sempat lihat orang gotong-gotong kulkas dan tempat tidur. Terus saya kembali ke sini untuk berjaga-jaga,” katanya mengenang. Namun tak berselang lama, intervensi kekuasaan itu berubah haluan.

Di tangan pemerintahan Presiden Abdulrahman Wahid, kelenteng yang konon berusia lebih dari tiga ratus tahun itu, akhirnya bisa bernafas lega. Sejak saat itulah, ajaran Konghucu perlahan mulai diakui di Indonesia. “Sejak zaman Gus Dur, kita baru bisa merasakan kebebasan berkeyakinan,” kata penggurus lain menyambung.

Dari mulutnya mengalir, Gus Dur juga pernah menyempatkan hadir dalam sebuah perayaan keagamaan. Tak jelas waktu dan tahunnya. “Gus Dur pernah dateng ke sini. Dia menyalahkan lilin, tapi hanya lima menit,” kenang dia.

Selain Soe Sen, Anggok, 60 tahun, yang dipercayai sebagai pengajar atraksi barongsai, memiliki tiga kelompok yang berhasil dibentuknya. Kebanyakan pemain barongsai berasal dari para pemuda yang tinggal tak jauh dari kelenteng. Nantinya, pada saat perayaan Imlek, ketiga barongsai akan dibawa mengelilingi daerah Jatinegara sampai Kampung Melayu sebanyak satu putaran. Ritual semacam ini dianggap sebagai ungkapan rasa berterima kasih kepada Dewa dan sambil membagikan Ang Pao kepada masyarakat di sekitar kelenteng.

“Kalau disini atraksi barongsai diadakan tanggal 28 Pebruari. Atraksinya sendiri dimulai jam dua siang, paling lama sampai tiga jam,” kata Anggok.

Berbeda dengan Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, di Jl Tapekong Kebayoran Lama. Disini, sebanyak delapan kelompok barongsai siap meramaikan perayaan tahun baru Imlek. Tahun ini, barongsai milik Po Hak Beng, 48 tahun, yang sudah dirintis mulai tahun 1952 telah menerima undangan tampil di pelbagai tempat. “Sampai hari ini, undangan yang sudah fix baru dua tempat, di Hotel Grand Mellia Kuningan dan Perumahan di daerah Cibinong,” kata Hok yang juga bernama Sastra Hadikusuma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun lalu, satu minggu menjelang pergantian kalender lunisolar, biasanya undangan tampil sudah mencapai lima. Tetapi hingga hari ini, belum ada permintaan lain yang datang. “Biasanya banyak yang minta dadakan, tapi kalau di hotel-hotel biasanya dipesan dari jauh-jauh hari,” kata Sekretaris Kelenteng ini.

Soal harga, ia mematok sesuai dengan jenis dan konsep dari masing-masing acara yang digelar. Secara umum, harga standar dapat dikategorikan senilai Rp 1 juta. Bahkan, tanpa dibayar pun, barongsai Hok Tek Tjeng Sin tetap bisa tampil.

“Harga tergantung dari acaranya. Ditentukan dari berapa lama waktu yang diminta dan jenis-jenis atraksi yang dipilih. Kalau gratis biasanya untuk acara amal seperti di panti asuhan,” kata Oti sapaan akrabnya.

Dahulu, ketika masa Orde Baru, pertunjukan barongsai di depan umum dilarang keras. Kegiatan dan latihan dilakukan secara sembunyi. Ancaman dari aparat kepolisian juga sempat dialami kelenteng berusia 58 tahun itu. “Sekitar tahun 80an dan 90an, polisi pernah membawa paksa peralatan disini, lilin, lampion, semuanya,” lanjutnya.

Sebelum Gus Dur mencabut Instruksi Presiden Nomor 14/1967, jumlah kelompok barongsai hanya dua kelompok. Saat itu, peralatan barongsai diimpor langsung dari Cina. Namun pasca runtuhnya Orde Baru, jumlah kelompok bertambah menjadi delapan. Karena pembuatan peralatan bisa dipesan dari Bogor dan Bandung.

Sejumlah persiapan juga nampak dilakukan sejak sebulan lalu. Mulai dari pengecatan tembok, mengganti lampion yang sudah terpajang setahun lalu, juga mendekorasi lilin raksasa yang didatangkan dari Bogor. Hiruk pikuk perayaan menyambut imlek, menurut dia, baru akan terasa satu hari sebelumnya saat para jemaat sudah mulai berdatangan. Adapun makna imlek dikatakan sebagai upacara penyambutan musim semi.

“Di negeri leluhur sana, upacara penyambutan imlek sama saja dengan menyambut musim semi,” tutupnya..

APRIARTO MUKTIADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

47 hari lalu

Warga keturunan Tionghoa melaksanakan ibadah di Klenteng Hok Lay Kiong, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 9 Februari 2024. Sembahyang malam pergantian Tahun Baru Imlek 2575/2024 itu sebagai ungkapan syukur atas segala rezeki dan keselamatan serta untuk pengharapan kehidupan lebih baik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?


5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

48 hari lalu

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna. Foto: Canva
5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.


Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

48 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Imlek. Pexels/Angela Roma
Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.


Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

57 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.


Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

58 hari lalu

Biksu berdiri di dekat dekorasi lentera naga yang disiapkan untuk perayaan Tahun Baru Imlek di Kuil Buddha Fo Guang Shan Dong Zen di Jenjarom, Malaysia 26 Januari 2024. REUTERS/Hasnoor Hussain
Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.


Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

21 Januari 2024

Aneka kuliner dari berbagai tenant di Food Destination Mal Ciputra Jakarta. TEMPO | Rini K
Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.


Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

31 Januari 2023

Warga mengunjungi area yang didekorasi dengan lentera dalam sebuah Festival Lampion guna merayakan perayaan Cap Go Meh di Taman Yuyuan di pusat kota Shanghai, Cina, 26 Februari 2021. Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. REUTERS/Aly Song
Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.


Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

24 Januari 2023

Ketua MPR RI Bambang saat menghadiri makan malam perayaan tahun baru Imlek 2574, di Restoran Tamarind and Lime, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu malam (22/1/23).
Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia


Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

23 Januari 2023

Penampakan arus lalu lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama, Kamis, 22 Desember 2022. Dok. Jasa Marga.
Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.


Ahmad Basarah Ingatkan Sejarah Peringatan Imlek di Indonesia

23 Januari 2023

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyambut perayaan Imlek 2023 di Jakarta, Minggu (22/1/2023).
Ahmad Basarah Ingatkan Sejarah Peringatan Imlek di Indonesia

Masyarakat Tionghoa diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya. Termasuk merayakan upacara-upacara agama seperti Imlek dan Cap Go Meh secara terbuka.