TEMPO Interaktif, Jakarta - Pihak kepolisian masih menunggu hasil labotarorium forensik untuk mengetahui penyebab kebakaran di perkampungan Nelayan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara pada Kamis lalu. "Hasilnya keluar Selasa," kata Kepala Kepolisian Sektor Kesatuan Penjagaan dan Pengamanan Pelabuhan Sunda Kelapa, Ajun Komisaris Kristanto Yoga Darmawan saat dihubungi melalui telepon, Ahad (7/2).
Karena hasil labfor belum ada, maka pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah kebakaran itu disengaja atau tidak. "Dari keterangan saksi-saksi memang mengarah ke satu orang, yaitu Evi yang membakar. Tapi pembuktian belum cukup itu saja," kata dia. Polisi telah memeriksa sekitar delapan saksi, termasuk Evi, 45 tahun dan Mukti, suaminya. Sejauh ini Evi belum mengaku sengaja membakar rumahnya.
Tak hanya rumah Evi saja yang ludes dilahap api. Sekitar 26 rumah tetangganya di RT 6/RW 1, Muara Angke juga ikut terbakar. Sebanyak 33 keluarga yang terdiri dari 179 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Para tetangga curiga Evi sengaja membakar rumahnya. Elis, 36 tahun, warga sekitar, mengatakan Evi sudah sering mengancam akan membakar rumah. "Dia sudah pernah mencoba bakar rumah sekitar 5 bulan lalu, tapi ketahuan warga lalu disiram," kata dia.
Menurut Elis, setiap kali bertengkar dengan Mulkti suaminya, Evi selalu mengancam akan membakar rumah. "Bulan lalu dia marah-marah lalu memecahkan kaca rumah sendiri," kata dia. Warga juga melihat Evi membeli dua liter bensin sore kemarin, tapi tak ada yang curiga ia akan nekad membakar rumah. "Ternyata emang udah direncanain. Barang-barang dirumah dia juga sudah dipindahin," katanya. Warga juga mencium bau bensin yang menyengat dari rumah Evi.
SOFIAN