TEMPO Interaktif, Bogor - Setelah diterjang banjir bandang di aliran Sungai Ciliwung, penduduk sekitar sungai tersebut sampai saat ini waspada. Mereka menyiapkan tanggul dari pasir dan tanah di pinggiran sungai. Untuk menghadapi segala kemungkinan bencana susulan, Pemerintah Kota Bogor sudah menyiapkan Tim Tanggap Darurat Bencana.
Hingga Sabtu (13/2), Pemerintah Kota Bogor mencatat sedikitnya 120 rumah terendam, dua rumah dekat Bendungan Katulampa ambruk, satu warung sembako dan ribuan ekor ayam milik peternak ikut hanyut.
“Itu data sementara, kami masih melakukan pendataan lagi, kami juga mengimbau agar masyarakat Kota Bogor yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung maupun Cisadane waspada. Saat ini kami siapkan Tim Tanggap Darurat," kata Kepala Bagian Kemasyarakatan Pemkot Bogor, Eko Wibowo.
Eko mengatakan, sebelum musibah banjir bandang menimpa aliran Sungai Ciliwung pihaknya mendata kerusakan akibat hujan dan bencana lainnya sejak awal Januari sampai Jumat (12/2).
Tercatat 35 rumah rusak akibat puting beliung termasuk kebakaran, kerusakan terbanyak rumah yang berada di pinggiran sungai dan daerah rawan longsor. “Total kerugian belum termasuk banjir bandang kemarin sebesar Rp 700 juta,” jelasnya.
Menurut dia, Pemerintah Kota Bogor sebenarnya telah mengimbau agar warga yang tinggal di daerah aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane agar tidak membangun bangunan di bantaran sungai. Namun kenyataannya masih banyak yang mendirikan bangunan tanpa izin.
Untuk mengantisipasi tanggap darurat bencana, Pemerintah Kota Bogor telah memberikan bantuan dana untuk rumah kontrak, makanan, dan kebutuhan lainnya. Bantuan kontrak rumah yang rusak bervariasi antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.
DEFFAN PURNAMA