TEMPO Interaktif, Tangerang - Sebanyak 2.042 bayi berusia dibawah lima tahun di Kabupaten Tangerang terancam terkena penyakit degeneratif seperti hipertensi, kolesterol, diabetes karena kelebihan berat badan. Para balita yang berstatus kelebihan gizi ini mendapat penanganan khusus dari Dinas Kesehatan setempat.
"Kami intervensi," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Reniati kepada Tempo dikantornya, Selasa (16/2).
Reniati mengungkapkan, jumlah balita kelebihan gizi di wilayahnya meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2.552. Angka penderita gizi lebih di Kabupaten Tangerang terus meningkat setiap periode. Jumlahnya bahkan hampir sama dengan penderita gizi buruk yang mencapai 2.442. Jumlahnya mencapai satu persen dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang. Tersebar di daerah perkotaan dari 30 lebih kecamatan di Kabupaten Tangerang. “Kalau gizi buruk ada di daerah pinggiran, gizi lebih ada perkotaan,” katanya.
Peningkatan ini, kata dia, ditunjang berbagai faktor diantaranya pola hidup masyarakat yang lebih suka makan makanan cepat saji ketimbang makanan yang diolah sendiri. Juga karena pola pikir ibu yang memberikan pola makan pada anak yang tidak teratur, minimnya aktivitas anak karena lebih banyak menonton televisi dan main game.
Faktor gaya hidup masyarakat perkotaan menurut Reniati mendukung terus meningkatnya angka penderita gizi lebih pada balita ini. “Balita kalau kenyang tidak bisa bilang, orang tua akan terus menyuapi karena senang melihat anaknya gemuk,” kata Reniati. Akibatnya anak kelebihan berat badan namun malah tidak sehat.
Baca Juga:
Menurut Reniati, kekurangan gizi pada balita tentu tidak baik. Namun kelebihan gizi pada si buah hati juga bisa berdampak buruk. "Kelebihan gizi pada balita bisa menyebabkan obesitas dan anak rentan tekena penyakit," katanya.
Saat ini selain sosialisasi tentang gizi buruk, pihaknya juga sedang menyosialisasikan tentang bahaya gizi lebih pada balita.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Dwi Harti Nugraheni, ribuan balita bergizi lebih itu dalam pemantauan dan penanganan dinas kesehatan. Untuk penanganan, kata dia, pos gizi yang selama ini banyak menangani penderita gizi buruk kini bergeser ikut membantu penanganan gizi lebih.
JONIANSYAH