TEMPO Interaktif, Jakarta - Rencana Pemerintah DKI Jakarta merelokasi warga bantaran Sungai Ciliwung ke rumah susun sudah ada sejak lama. Namun, hingga kini belum terealisasi. Sebagian warga mengaku pasrah jika harus dipindahkan.
"Dari dulu kita sudah diberitahu tapi sampai sekarang belum kelihatan pembangunannya seperti apa" ujar Romzanah, warga RT 05/012 Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (16/2) siang.
Kediaman Romzanah persis berada di samping Ciliwung. Bangunan rumah Romzanah terdiri dari tiga lantai terbuat dari kayu dan triplek yang sudah berulang kali terendam air sungai. Ia menuturkan, selama 17 tahun tinggal di sini, banjir sangat merugikan keluarganya. "Saya justru minta segera dipindahkan dari sini, sudah capek kena banjir terus," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Jasandi, Ketua RT 05/012 Bukit Duri, Tebet, ketika ditemui di kediamannya. "Warga sekitar terima saja dipindahkan oleh pemerintah, asal dapat tempat tinggal atau uang ganti yang layak," ujarnya.
Dia mengatakan, relokasi ini diberitahukan dulu oleh pemerintahan bukan penggusuran dadakan. Namun, diakui Jasandi, ada beberapa warga yang tidak mau direlokasi. Warga meminta pemerintah mengatasi banjir bukan memindahkan mereka.
"Sebagian yang enggan dipindah merasa sudah nyaman dengan tempatnya sekarang yang dianggap kampungnya sendiri" ujarnya.
Serupa dengan Jasandi, Rosiati, warga lingkungan tersebut juga menerima saja jika akan dipindahkan ke rumah susun. "Ya kita sebagai warga mau tidak mau ikut aturan pemerintah, daripada kita tinggal di jalan" ucapnya pada Tempo.
Rosiati yang juga warga RT 05/012 sudah menetap di sana sejak ia kecil. Tempat tinggalnya merupakan peninggalan dari orang tuanya.
Ririn Agustia