TEMPO Interaktif, Jakarta - Fauzi Bowo mengatakan, pihaknya akan mencari alternatif jalan yang tepat untuk nantinya akan dinamai Jalan Abdurrachman Wahid. Tujuannya untuk mengabadikan nama Presiden Republik Indonesia keempat yang biasa dipanggil Gus Dur.
Sebelumnya, Biro Konsultasi Indonesia dalam suratnya kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada tanggal 15 Februari 2010, mengusulkan nama Gus Dur menggantikan nama Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Alasannya, selain karena Gus Dur berjasa di bidang pluralisme, juga karena di Jalan Kramat Raya 146 terdapat kantor Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, tempat Gus Dur berkantor sejak ia muda.
Namun, Fauzi menyarankan, jika pun nama Gus Dur digunakan sebagai nama jalan, penempatannya sebaiknya tidak serta merta di Jalan Kramat Raya, hanya karena di sana ada kantor PBNU. “Karena dia bukan hanya ketua umum NU, tetapi juga guru bangsa,” kata Fauzi, Selasa (16/2).
Selain itu, kata Fauzi, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga harus terlebih dulu mendengar pendapat para ahli mengenai sejarah kota Jakarta, jika sebuah jalan akan diganti namanya menjadi nama seorang pahlawan. “Karena nama jalan merupakan heritage (warisan budaya),” ujarnya.
ISMA SAVITRI