TEMPO Interaktif, Jakarta - Kasus raibnya patung Abdulrahman Saleh memunculkan sejumlah spekulasi. Kepala Pembinaan Lingkungan Fakultas Kedokteran UI, Hefrin Jaya menduga patung tersebut diambil oleh pihak luar fakultas. “Dugaan saya diambil pemulung,” ujarnya (16/2).
Hefrin mengatakan kesimpulan itu diambil lantaran patung itu tidak memiliki nilai historis apapun, kecuali bagi civitas akademik Fakultas Kedokteran UI. “Kecil kemungkinan jika ada orang yang berniat mengoleksi patung tersebut,” ujarnya.
Namun, asumsi itu tentu tidak berlaku bagi para pemulung. Bagi mereka, kata Hefrin, patung yang terbuat dari perunggu seberat 50 kilogram itu punya nilai tersendiri jika dijual dalam bentuk kiloan. “”Setidaknya bisa diuangkan hingga Rp 500 ribu,” katanya.
Ketua Ikatan Alumni FK UI, Doddy Partomihardjo, pun angkat bicara. Menurut dia, pelaku kejahatan itu diduga tidak dilakukan oleh satu orang. “Patungnya cukup berat. Mustahil jika dilakukan seorang diri,” ujarnya.
Guna mengurai kasus tersebut, kata Doddy, ikatan alumni telah meminta pihak fakultas untuk membentuk tim internal yang bertugas memverifikasi penjelasan dari semua pihak yang dianggap mengetahui kejadian tersebut.
Patung Abdulrahman Saleh raib pada Sabtu lalu. Kejadian baru diketahui ketika Dr. Indri, salah seorang dosen FK UI, tengah melangkah keluar dari gedung fakultas. Mendadak ia terperanjat karena patung Abdulrahman tidak lagi terlihat di halaman fakultas.
Abdulrahman adalah seorang akademisi belatar belakang militer. Pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Karbol ini merupakan pejuang yang aktif merintis pendirian Radio Republik Indonesia pada tahun 1945.
Inisiatif pembuatan patung muncul dari tiga lembaga. Ketiganya adalah Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran UI, Radio Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Patung Abdulrahman diresmikan pada tahun 2006 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Raibnya patung Abdulrahman lekas memicu perbincangan di kalangan civitas akademik FKUI. Mereka mengaku sangat terpukul dengan kejadian tersebut. “Kami seperti kehilangan jiwa,” ujar Kepala Hubungan Masyarakat Fakultas Kedokteran UI, Adi Setiadi Nugraha.
Sejak kasus itu diketahui, kata Adi, pihak Fakultas telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. Namun hingga kini ia mengaku belum mengetahui tindak lanjut atas penyidikan kasus tersebut. “Masih ditangani Polres Jakarta Pusat,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Resort Jakarta Pusat, Komisaris Besar Hamidin mengaku belum bisa memberikan komentar. “Kasus ini masih kami kembangkan. Belum ada petunjuk yang bisa kami jelaskan,” ujarnya.
RIKY FERDIANTO