TEMPO Interaktif, Bekasi - Junaryono, 40 tahun, pensiunan karyawan stasiun televisi Indosiar, menjadi korban kekerasan perampok. Sekujur tubuh dan kepalanya sobek akibat dibacok, dan uang pensiunan yang baru saja dia cairkan Rp 126,5 juta ambles.
Korban mengatakan peristiwa perampokan itu dia alami beberapa saat setelah meninggalkan Bank BCA Cabang Harapan Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, pagi tadi.
Dia berboncengan sepeda motor Yamaha Vixion B 6607 FTO dengan anaknya Arizal, 15 tahun. Mereka hendak pulang ke rumah di Villa Mutiara Gading Blok F4 Nomor 2, Desa Setiasih, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Ketika melintas di Jalan Raya Alpukat, Harapan Indah, bekas Kepala Divisi Transportasi Indonesia itu dipepet enam orang perampok berboncengan tiga sepeda motor. Korban lantas menghentikan sepeda motornya, dan berusaha melawan.
Karena kalah jumlah, Junaryono berusaha kabur ke dalam rumah toko (ruko) yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Namun, salah seorang pelaku berhasil mengibaskan goloknya dan mengenai punggung korban.
Saat korban jatuh, sabetan demi sabetan diarahkan ke tubuhnya. Luka robek terdapat di bagian kepala, paha, dan tangan. "Saya mau kabur tetapi sudah kena golok lebih dulu," kata Junaryono kepada wartawan di ruang IGD Rumah Sakit Citra Harapan, Harapan Indah, Selasa (16/2).
Luka serius juga dialami anaknya. Saat berusaha melawan dia terjatuh ke dalam got. Di dalam gol, Arizal dihujani golok. Kedua tangan dan kakinya luka parah karena berusaha menahan sabetan golok, bahkan tulang tangan kanannya retak.
Arizal mengatakan pelaku berperawakan besar dengan tinggi badan sekitar 170 sentimeter, berambut panjang keriting. "Saya tidak terlalu mengenali wajahnya karena memakai helem tertutup," kata dia.
Seusai menghajar kedua korbannya, keenam perampok kabur dari kompleks perumahan Harapan Indah membawa serta uang pensiun yang baru dicairkan.
Suryadi, warga di sekitar lokasi kejadian, mengatakan wilayah tersebut rawan perampokan atau jambret. Menurut dia, setiap kali kejadian warga takut menolong korban karena pelaku selalu bertindak nekat dan mengancam memakai golok. "Tidak ada yang berani bantu," katanya.
Sampai saat ini kedua korban masih dirawat intensif di Rumah Sakit Citra Harapan, sementara perkara hukum kasus tersebut sedang ditangani Polisi Sektor Medan Satria.
HAMLUDDIN