TEMPO Interaktif, Jakarta - Muhammad Toriq, balita pengidap penyakit Hydrocefalus, malam ini akan menjalani perawatan inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Julianto Witjaksono, mengatakan keputusan itu diambil guna memudahkan proses pengobatan. “Rencananya sore ini akan masuk kamar,” ujarnya (16/2).
Julianto mengatakan proses pengobatan akan ditangani oleh tim dokter dari departemen bedah syaraf. Untuk saat ini, kata dia, tim dokter masih mempelajari kondisi tubuh Toriq menggunakan peralatan CT Scan. “Hasil pemeriksaan juga akan dianalisa setelah ada pemeriksaan sampel darah dan urine,” ujarnya.
Julianto juga membantah kabar yang menyatakan bahwa pihak RSCM menelantarkan Toriq. Pada saat pengobatan awal, kata dia, orang tua Toriq masuk dengan status pasien umum. Namun belakangan mereka mengeluarkan kartu Jamkesmas. “Prinsipnya setiap pasien berhak mendapat pelayanan,” ujarnya.
Meski demikian, Julianto mengakui bahwa kondisi kamar di RSCM masih belum memenuhi kebutuhan semua pasien. Itu alasan mengapa sebagian mereka terpaksa dirawat di rumah singgah yang berada tidak jauh dari RSCM. “Tapi kapasitasnya sangat terbatas. Jumlah tempat tidurnya hanya 84 unit,” ujarnya.
Penyakit Toriq baru diketahui setelah Fitriani, 20 tahun, melahirkan Toriq pada awal Desember 2009 di Rumah Sakit Panggung Rawi, Cilegon. Pihak rumah sakit setempat mengaku tidak bisa menangani kelainan tersebut dan merujuk pengobatan ke RSCM. “Ketika dilahirkan, kepalanya sudah membesar,” ujar Romi Donal, 25 tahun, ayah kandung Toriq.
Sejak ditangani RSCM pada 3 Februari lalu, kata Donal, Toriq sempat diperiksa oleh tim dokter. Namun, pihak rumah sakit kala itu menyarakan agar penyakit yang diderita Toriq cukup untuk sementara dapat ditangani dengan proses perawatan jalan. “Kami juga kebingungan karena biaya operasi sangat besar,” ujarnya.
Alasan itu jugalah yang memaksa Donal merawat Toriq di Masjid Assyifa. Mesjid yang berada di belakangan RSCM itu sehari-hari digunakan Donal untuk merawat bayinya bersama Fitriani. Penyakit yang dialami Toriq lekas menyita simpati dari sejumlah jemaah yang sedang beribadah di masjid tersebut. Mereka umumnya memberikan sumbangan.
Staf Bedah Syaraf, Ruminda Anada Aman, mengatakan penyakit Hydrocepalus merupakan penyakit yang disebabkan oleh sumbatan cairan otak. Cairan itu menumpuk lantaran tidak dapat dialirkan secara normal ke bagian perut. “Akibatnya terjadi tekanan dan pembesaran,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Ruminda, jenis penyakit ini masih dianggap misterius oleh kalangan dokter seluruh dunia. Sebagian dokter menyimpulkan penyakit ini dipicu oleh kelainan pada saat masih dalam kandungan. “Bisa juga disebabkan karena virus setelah bayi dilahirkan,” ujarnya.
Ruminda mengaku belum menjelaskan bagaimana kondisi kesehatan Toriq. Begitupun dengan rencana operasi. Yang terang, kata dia, proses itu baru bisa dilakukan jika kondisi Toriq sudah dalam kondisi prima. “Jangan sampai obat bius yang diterima pasien ditolak tubuh atau mengalami infeksi,” ujarnya.
RIKY FERDIANTO