TEMPO Interaktif, Jakarta - Jelang peresmian Jakarta Outer Ring Road (JORR) ruas Kebon Jeruk-Penjaringan masih ditemui sejumlah permasalahan. Salah satu masalah yang cukup serius adalah dengan warga di sekitar tol tersebut.
Ketua RW 03 Kelurahan Rawa Buaya, Syamsuri, mengeluhkan akses jalan langsung dari Rawa Buaya ke arah Duri Kosambi terputus. "Biasanya bisa langsung, ini harus muter jauh," ujarnya, Kamis (18/2). Ia menambahkan, karena hal ini kemacetan kerap terjadi terutama di pagi dan sore hari.
Ia juga mengeluhkan tidak tersedianya Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang layak. "Ada satu, tapi tempatnya jauh dari pemukiman warga," timpal Abdul Khoir, wakil RW, saat ditemui Tempo.
Menurut pria yang akrab dipanggil Jimmy ini, jembatan penyeberangan juga terlalu sempit. Ia menyebutkan, lebarnya cuma 80 centimeter sehingga kalau orang papasan pasti tidak muat. Di samping itu, warga juga mengeluhkan kurangnya penerangan jalan saat malam.
Selama ini, menurut Jimmy, masyarakat hanya diam karena mengira akan dibuatkan jalan tembus dari Rawa Buaya-Duri Kosambi. "Kami diam, karena berpikir ini proyek kan belum selesai, mungkin nanti bakal dibuatkan jalan," ujarnya.
Ia mengaku selama ini pihaknya tidak pernah diajak berdialog dengan pihak PT JLB. "Waktu ada masalah seperti ini saja mereka mau bicara dengan kita," kata Jimmy.
Dari pemantauan Tempo, selain permasalahan dengan masyarakat juga terdapat masalah genangan air saat hujan. Di sejumlah titik di jalan arteri yang terletak disebelah tol tersebut air kerap menggenangi sebagian jalan.
Hal ini menyebabkan kemacetan sejauh kurang lebih lima kilometer. Selain itu, kondisi di beberapa titik juga terlihat kotor oleh lumpur galian yang terlihat masih menumpuk dipinggir jalan.
Febriyan