TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekolah Dasar Bakti Luhur di RW 03 Kelurahan Petogogan Jakarta Selatan, tampak sepi. Tak ada satu pun siswa atau pun guru yang tampak di situ.
“Sekolah diliburkan,” kata sekretaris RW 03 Petogogan, Muhammad Kohar.
Hingga hari ini, Jumat (19/2), jalan kelurahan Petogogan memang dilanda banjir. Di depan SD Bakti Luhur, kedalaman air mencapai 80 sentimeter. Banjir di Petogogan merupakan kiriman dari Krukut Hulu, Depok. “Ini sudah turun, mbak. Jam dua pagi tadi, air masih 120 sentimeter,” kata Kohar.
Akibatnya, aktivitas belajar-mengajar di SD Bakti Luhur pun terhenti sementara. Menurut Kohar, sudah bertahun-tahun SD Bakti Luhur selalu meliburkan siswanya jika banjir datang. Sebabnya, hingga kini bangunan di SD itu masih belum dinaikkan. Padahal, warga di sekitar SD sudah hampir seluruhnya menaikkan bangunan rumahnya.
Eksesnya, tiap banjir, air tertampung ke sekolah itu. Kegiatan belajar-mengajar, kata Kohar, baru akan berlangsung jika air sudah surut. “Biasanya, di hari pertama masuk, para siswa langsung kerja bakti membersihkan sekolah. Mereka sih mau-mau aja, soalnya dikasih iming-iming bakal dapat nilai bagus kalau mau ikut bersih-bersih,” ujarnya.
Baca Juga:
Kohar mengatakan, SD Bakti Luhur sampai punya julukan dari warga karena kebiasaan meliburkan siswanya saat banjir. “Nama SD Bakti Luhur sering diganti warga jadi SD Banjir Libur.”
ISMA SAVITRI