Pengiriman batu marmer seberat delapan koli (1.200 kilogram), dua koli di antaranya atau seberat 9.560 gram kristal bening berupa sabu itu diletakkan dalam rongga marmer yang sebelumnya dilubangi dengan ukuran 30 x 6 x 6 sentimeter. "Dibuat rongga, lalu dimasukan sabu kemudian direkatkan semen sebagai penutup," ujar Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta Gatot Sugeng Wibowo kepada Tempo, Jumat (19/2).
Dari jumlah delapan koli itu, enam koli lainnya berisi pajangan marmer, miniatur air terjun dari serat fiber dan pajangan granit.
Gatot menceritakan sabu bercampur kiriman marmer itu dikirim melalui jasa pengiriman PT JAS. Barang itu turun di kargo Bandara Soekarno-Hatta pada 12 Feruari lalu dengan pesawat Etihad dari Teheran-Jakarta.
"Modus ini fantastis dan baru terjadi. Ini pengiriman terbesar dalam sejarah penangkapan Bea dan Cukai," kata Gatot.
Meski agak samar petugas Bea Cukai mendeteksi adanya sabu melalui mesin X-Ray. Namun petugas menunggu dan memastikan siapa sebenarnya si empunya barang.
Setelah lima hari berselang barang datang, seorang penumpang asal Iran dengan pesawat Qatar Airways dicurigai. "Setiap ada penumpang Iran kita atensi," kata Gatot.
Selanjutnya penumpang Iran yang dicurigai dan belakangan diketahui bernama Mehdi Tajbakhsh Valadi ini datang ke kargo bandara.
"Dia sendiri yang mengurus, datang bersama seorang Indonesia. Dia sempat menantang petugas agar dirongent. Tapi tidak kita lakukan karena sebelumnya dia pernah datang tapi memang tidak membawa sabu pada badanya," kata Gatot.
Karena uang pengurusan bea masuk barang kurang, Valadi sempat pulang dan menginap di apartemen di Kuningan. Lalu keesokan harinya pada Kamis (18/2), dia datang kembali untuk mengurus barangnya.
"Kita kemudian melakukan penangkapan sekitar pukul 19.00 kita periksa dan kami minta dia menunjukkan di mana sabu itu disimpan," kata Gatot.
Gatot juga mengatakan sebelum Valadi ditangkap, pihaknya telah berkoordinasi dengan imigrasi di terminal Kargo dan meminta agar menunda si tersangka jika kedapatan pergi keluar negeri.
"Ternyata dia tidak ke luar negeri dan datang, maka kita lakukan penangkapan," kata Gatot. Sayang, Valadi tak mau menjelaaskan tentang sabu-sabu itu. Dia hanya diam membisu.
AYU CIPTA