Begitu juga korban tidak pernah bersikap kasar. “Selama saya bekerja di sini mereka berdua selalu baik, dan mereka juga tidak terlihat tidak akur,” kata perempuan yang enggan disebutkan identitasnya itu, Sabtu (20/2).
Menurut dia, setiap kali ada pembantu yang berhenti bekerja di sini pun pasti karena alasan menikah. “Seperti teman saya yang baru saja keluar, dia menikah,” kata dia. Saat ini, dia hanya ditemani oleh seorang pembantu lak-laki dan juga sopir.
Sementara, terkait dengan kejadian yang berlangsung pada Sabtu dini hari, sang pembantu mengaku sama sekali tidak mengetahui. Dia pun enggan memberikan keterangan lebih lanjut. “Saya juga bingung sekarang harus bagaimana, saya takut,” kata dia.
Saat Tempo menghampiri rumah berlantai dua itu, memang tidak ada orang lain selain sang pembantu ini. Menurut dia, seluruh anak korban sudah dihantarkan ke tempat lain. “Mereka sudah diantarkan ke rumah saudaranya,” kata sang pembantu. Dia menjelaskan korban dan tersangka memiliki tiga anak. “Yang terbesar sudah Kelas 3 SMP sedangkan yang paling kecil masih berumur 6 tahun,” kata dia.
Para tetangga pun tampaknya tidak terlalu mengenal keluarga ini. Salah satu sopir yang bekerja di sebelah rumah pelaku menyatakan bahwa selama ini dia hanya sering berinteraksi dengan sesama sopir yang bekerja di rumah ini. “Dan saya lihat, selama lima tahun keluarga itu tinggal di sini, mereka belum pernah bertegur sapa dengan majikan saya,” kata dia.
Maria Reni ditemukan tewas di rumahnya setelah mendapatkan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sang suami. Sampai saat ini, Kepolisian Resor Jakarta Selatan sedang mendalami kasus ini.
EZTHER LASTANIA