TEMPO Interaktif, Jakarta - Ribuan buruh yang tergabung dalam Forum Serikat Pekerja Serikat Buruh se-Jakarta akan menggelar unjuk rasa di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Rencananya Kamis, tanggal 25 Februari. Tapi akan kita putuskan secara pasti besok," kata Ilhamsyah, Ketua Serikat Buruh Transportasi Indonesia melalui telepon, Ahad (21/2).
Menurut dia, aksi besar-besaran ini dilakukan untuk mendukung penghapusan outsourcing dan mempekerjakan kembali sekitar 231 karyawan kontrak di PT Jakarta International Container Terminal yang dipecat. "Setidaknya ada 22 organisasi pekerja yang akan ikut. Kami perkirakan ada dua ribu orang atau lebih," kata dia.
Sebelumnya, para pekerja kontrak di JICT melakukan demonstrasi dan mogok kerja menuntut diangkat secara permanen. Menurut pekerja, pekerjaan yang mereka lakukan di JICT tak layak pakai sistem kontrak.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 220 Tahun 2004, tentang Syarat-Syarat Penyerahan sebagai Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain, bahwa kegiatan utama, kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi tidak boleh di outsourcing.
Tapi, JICT melakukan outsourcing terhadap pekerjaan yang menjadi kegiatan utamanya, yaitu jasa dermaga sandar kapal, jasa alat penunjang bongkar-muat barang atau kontainer dan jasa lapangan/penumpukan kontainer.
Para karyawan kontrak dipekerjakan sebagai operator head truck, crane, forklip, operator rubber tyred gantry crane yang sangat dibutuhkan bongkar muat kapal-kapal kontainer.
Gara-gara berunjuk rasa dan mogok kerja inilah, 231 karyawan kontrak dari PT Philia Mandiri Sejahtera dipecat. Para buruh telah mengadu ke Departemen Tenaga Kerja dan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI. "Pekan depan juga ada pertemuan buruh dengan manajemen JICT. Namun, selama ini belum ada titik terang," kata Ilham.
Oleh karena itu, para buruh bertekad untuk terus melakukan aksi sampai aspirasi mereka ditanggapi. "Kita akan melakukan unjuk rasa berkelanjutan," ujarnya.
Sofian