TEMPO Interaktif, Tangerang - Kepala Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta Baduri Wijayanta mengatakan negara India merupakan pemasok sekaligus produsen ketamine terbesar saat ini.
Ketamine yang di beberapa negara digolongkan ke dalam narkotika golongan IA, mulai marak diselundupkan ke Indonesia dengan berbagai modus oleh jaringan narkoba internasional. "India memang masih menjadi produsen terbesar ketamine," ujarnya di Bandara, siang ini.
Menurutnya, peredaran dan pasar ketamine di Indonesia diduga masuk pada peredaran narkoba, sebab ketamine memberikan efek yang sama dengan sabu, yaitu efek halusinasi pada kulit dan penglihatan. Dalam importasi, ketamine masuk dalam kategori larangan pembatasan.
Di Indonesia, ketamine termasuk sediaan farmasi yang dapat digunakan sebagai bahan baku narkotika atau psikotropika dan peredarannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Berdasarkan aturan tersebut dan dampak yang ditimbulkan dari efek ketamine itu, petugas yang tergabung dalam Satuan Interdection Bandara Soekarno-Hatta yang terdiri dari Bea dan Cukai, Badan Narkotika Nasional, Polres Bandara, Karantina, Imigrasi dan PT Angkasa Pura II melakukan pengawasan ketat terhadap upaya pemasukan barang tersebut dari luar negeri melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Soal keterkaitan ketamine dengan maraknya industri rumahan yang memproduksi ekstasi dan sabu di Jakarta dan Tangerang belakangan ini masih diselidiki. "Masih dalam pengembangan BNN," ujar Kepala Sub Direktorat Penindakan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Cukai, Heru Sulistyono.
Satuan Tugas Intercedection Bandara Soekarno-Hatta menangkap warga India, Nijamudden Kamaluddeen, karena membawa ketamine seberat 7 kilogram. Ketamine yang diestimasikan senilai Rp 7 miliar itu disembunyikan di sisi bingkai pigura kayu dan tas tangannya.
Kamaluddeen tiba di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Singapore Airline (SQ) 578 Senin (22/2) pukul 14.00. Dari India dia menggunakan SQ 5357 transit ke Singapura.
Petugas curiga dengan gerak-gerik NK ketika tiba di terminal II D Bandara Soekarno-Hatta. Ia langsung diperiksa secara intensif.
Dari hasil pemeriksaan fisik ia kedapatan membawa 16 paket ketamine seberat 7 kilogram yang dikemas 10 paket dalam kantong plastik yang disisipkan pada sisi dalam pigura/bingkai kayu seberat 4 kilogram. Enam paket lainnya dikemas dalam tas tangan merk Dissel warna krem yang disisipkan pada bagian dalam tas seberat 3 kilogram.
JONIANSYAH