TEMPO Interaktif, Bekasi- Banjir yang melanda warga di bantaran Sungai Citarum, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meluas. Pada Senin malam, tanggul penahan air di Kampung Bokor, Desa Pantai Bhakti, Kecamatan Muara Gembong, jebol sepanjang 70 meter.
Camat Muara Gembong Herman Susilo, mengatakan area pemukiman terendam air bertambah. Saat ini, jumlah rumah warganya yang terendam telah mencapai 4.698 rumah, dari sehari sebelumnya hanya 3.000 rumah.
Di Desa Pantai Bhakti atau lokasi tanggul jebol, ada 1.125 kepala keluarga menjadi korban dalam musibah itu. Separuh di antaranya, kata Herman, telah mengungsi ke Kantor Desa dan rumah Kepala Desa setempat. "Ketinggian air didalam rumah antara 40- 120 sentimeter," kata Herman, kepada Tempo, hari ini.
Aparatur kecamatan telah mendirikan dapur umum di samping kantor Desa Pantai Bhakti, tempat para pengungsi menginap. Hanya saja, kata Herman, kebutuhan makan dan minum para pengungsi belum terpenuhi dengan baik karena minimnya bantuan bahan pokok. "Kami masih kekurangan bahan pokok," kata dia. "Seperti beras, mie instan, dan air bersih".
Sementara itu, area tambak terendam air di Kecamatan Muara Gembong telah mencapai 4.600 hektar. Seluruh ternak ikan, udang, dan rumput laut petani rusak tergerus banjir.
Sebelumnya, Wakil Bupati Bekasi Darip Mulyana mengatakan, telah menyalurkan bantuan bahan pokok ke lokasi banjir. Jenis bantuan antara lain, beras, biskuit, mie, air minum. "Bantuan kami ambil dari dana-dana pribadi," ujarnya.
Selain Muara Gembong, ada tiga kecamatan lagi di bantaran Sungai Citarum. Yaitu, Kecamatan Cabang Bungin sebanyak 450 rumah, Kecamatan Kedungwaringin ada 100 rumah, dan Kecamatan Pebayuran 70 rumah.
Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD wilayah IV Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi, Tarya, menyatakan sekitar 1.125 hektar tambak yang terendam air dipastikan rusak. Kerusakan tersebar di beberapa desa, antara lain, di Desa Pantai Bahagia ada 800 hektar, Desa Pantai Mekar 250 hektar, Desa Pantai Sederhana 20 hektar, Desa Jaya Sakti 50 hektar, dan Desa Pantai Bhakti ada lima hektar. "Hitungan sementara nilai kerugian sekitar Rp 120 juta," kata Tarya.
Hamluddin