TEMPO Interaktif, Jakarta -Beberapa peserta ujian nasional SMAN 103 Jakarta Timur menangis begitu keluar dari ruang kelas. Mereka merasa kesulitan mengerjakan soal-soal matematika yang diujikan hari ini.
"Soalnya susah sekali," ujar Rini (bukan namasebanarnya) setelah ujian.
Meski soal-soal sangat sulit, kata Rini, ia dan teman-temannya mengerjakan sendiri soal-soal itu.
Kemungkinan untuk mendapatkan bocoran kunci jawaban juga sangat sulit karena penjagaan dan pengawasan di sekolahnya sangat ketat. "Tas dan handphone dikumpulkan di depan kelas, hanya ada alat tulis dan papan saja di meja," katanya.
Seorang siswi menceritakan, peserta ujian tak leluasa bergerak karena guru pengawas akan segera menegur. "Tidak ada kesempatan sama sekali untuk menyontek," kata seorang siswa.
Para petugas penjaga keamanan juga menyatakan bahwa tidak mungkin terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan Ujian Nasional. "Setiap hari soal selalu ada dalam pengawalan ketat dari polisi, tidak mungkin bocor," kata Slamet, salah satu penjaga sekolah.
Sayang, para guru SMAN 103 enggan memberikan komentar lebih jauh terkait masalah pelanggaran yang sempat diadukan ke posko pengaduan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta itu. Mereka lebih memilih menjawab "tidak tahu" saat ditemui Tempo.
Dari sejumlah pengaduan yang masuk ke LBH Jakarta, SMAN 103 Jakarta adalah salah satu yang ditengarai melakukan pelanggaran dalam penyelenggaraan ujian nasional.
EZTHER LASTANIA