Ayah Felice, Liem Dat Kui alias Kurniadi Halim, 46 tahun, menyatakan belum memperoleh pernyataan resmi dari sekolah internasional itu tentang penyebab kematian putrinya. "Beritanya simpang siur, sepertinya ada yang ditutupi," katanya seusai mel;apor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya.
Felice mengikuti kegiatan renungan rohani (retret) yang wajib untuk semua siswa pada pada 23 Maret lalu. Rencananya retret sekitar 100 murid itu berlangsung tiga hari dua malam. Tapi, pada Senin sekitar pukul 15.00 ia dikabari bahwa anaknya pingsan. "Tapi saya telpon-telpon lagi tidak bisa. Sampai di sana (rumah sakit di Ciawi) anak saya sudah di kamar mayat."
Berdasarkan surat Keterangan Pemeriksaan Mayat dari Rumah Sakit Daerah Ciawi Felice dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan. "Tidak ada penjelasan apa-apa. Akhirnya saya bawa pulang mayat anak saya," ujar Halim.
Jasad putri dari dua saudara itu dimakamkan pada Rabu lalu di pemakaman Quilin, Jonggol, Jawa Barat. "Sekolah hanya bilang sorry, sorry. Mereka harus bertanggung jawab karena anak sudah saya serahkan (kepada sekolah untuk mengikuti retret," kata Halim.
VENNIE MELYANI