Pemandangan ini terlihat mulai pukul 20.30 hingga 21.30 di sepanjang Jalan Sisingamangaraja, Jalan Sudirman, dan Jalan MH Thamrin. Pemadaman lampu ini sudah direncanakan untuk mendukung aksi Earth Hour, yang digagas oleh organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) guna menekan laju perubahan iklim global. Gubernur DKI Fauzi Bowo menargetkan, aksi di Jakarta ini akan menghemat daya sebesar 150 megawatt.
Selain lampu penerangan jalan, pemerintah memadamkan lampu di sejumlah gedung pemerintahan. Berdasarkan pantauan Tempo, pemadaman lampu ini terlihat di Bundaran Hotel Indonesia, air mancur patung Arjuna Wijaya, dan kawasan Monas. Balai Kota DKI Jakarta, kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gedung Indosat, serta gedung Lembaga Ketahanan Nasional tak luput dari aksi ini.
Sayangnya, aksi ini tidak diikuti oleh pengelola gedung yang ada di jalan-jalan protokol tersebut. Sebagian besar gedung pencakar langit di Jalan Sudirman-Thamrin tetap terang-benderang. Begitu juga kantor Wakil Presiden dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan. Bahkan, di sepanjang Jalan Cikini hingga kawasan Menteng, Jakarta Pusat, penggunaan listrik tak ada bedanya dengan hari-hari biasa.
Nanang, 28 tahun, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, menganggap aksi satu jam memadamkan lampu dalam rangka program Earth Hour kali ini kurang semarak. "Tidak seperti pelaksanaan tahun lalu," kata Nanang, yang ditemui Tempo di Bundaran Hotel Indonesia. Dia juga menilai aksi ini masih kurang sosialisasi sehingga tak banyak anggota masyarakat yang tahu.
Untuk mendukung aksi Earth Hour, Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya telah menempatkan personel di sejumlah titik strategis untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas. "Anggota sudah disiagakan sejak sore,” kata Brigadir Dua Iman S. dari Traffic Management Center Polda Metro Jaya.
WAHYUDIN FAHMI | ISMA SAVITRI