TEMPO Interaktif, Jakarta - Maisy Nathania, tersangka kasus penusukan rekan kuliahnya, Listia Magdalena, diduga telah menderita penyakit kejiwaan sejak beberapa waktu silam.
Mikail Bharja, dokter kejiwaan yang menangani proses pengobatan Maisy menyatakan, Maisy baru berkonsultasi dengan dia semenjak peristiwa penusukan itu. "Dia datang kesini atas saran orang-orang di sekitarnya. Itu pun setelah kejadian penusukan itu," ujar Mikail saat ditemui Tempo di ruangannya hari ini (29/3).
Walau begitu, Mikail mengatakan, ada kemungkinan Maisy sebelumnya sudah mengalami gangguan kejiwaan. "Sebelumnya mungkin sudah ada (penyakit kejiwaan), tapi tidak ditangani," ujarnya.
Sebab itulah, lanjut Mikail, diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melihat penyebab dari gangguan kejiwaan yang dialami Maisy. "Makanya disebut Multikausal. Karena penyebabnya banyak. Bisa dari trauma, infeksi, keturunan, atau berbagai penyebab lainnya. Itu yang harus dilihat. Bisa menggunakan EEG, MRI, dan proses konsultasi dan wawancara."
Menurut Mikail, gangguan kejiwaan tidak seperti penyakit lainnya. Ada juga orang yang menderita penyakit kejiwaan namun tidak kunjung berobat. "Biasanya baru setelah kronis dibawa konsultasi."
Menurut Mikail, dia tidak dapat menjelaskan kondisi secara mendetail. "Silahkan ke pihak kepolisian saja. Saya tidak bisa memberikan keterangan terkait kondisi kesehatan pasien saya. Yang jelas dia ada penyakit khusus di bidang kejiwaan jadi saya rawat," kata Mikail.
Saat ditanya mengenai keadaan Maisy, Mikail hanya mengatakan, Maisy saat ini masih dalam pengawasan. Menurut Mikail, saat ini Maisy diberi ketenangan dengan dibiarkan sendiri. Dia pun mengaku belum bisa mencari tahu banyak tentang Maisy.
"Dia seperti punya ketakutan besar. Saya tidak bisa menginvasi teritorinya. Sekarang saya diamkan untuk membangun kepercayaannya (Maisy) terhadap saya. Biarkan dia tenang agar fungsi otaknya bisa membaik dulu," kata Mikail.
MUTIA RESTY