Saat ini rumah potong di Petukangan Utara masih dalam tahap penyelesaian. "Penyelesaiannya baru mulai dikerjakan minggu kemarin," kata Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Chaidir Taufik, di kantornya, Selasa (30/3).
Awalnya, proses pembangunan gedungnya dilakukan dengan anggaran dari APBN tapi uangnya tidak cukup. "Akhirnya dibantu oleh FAO," katanya. Organisasi pangan dunia ini membayari instalasi air, listrik, peralatan, keramik, atap, pengecatan, dan tata kelola air.
Untuk standari mutu--termasuk mempermudah pengawasan wabah seperti flu burung--Jakarta memutuskan melokalisir tempat pemotongan ayam dan unggas lain hanya di lima tempat termasuk di Petukangan Utara. Ribuan rumah potong swasta yang tersebar di seluruh Jakarta, mesti ditutup.
Di Petukangan utara itu terdapat tiga gedung yang saat ini sedang diselesaikan. Kapasitas tempat itu 18 ribu ekor ayam perhari dengan 16 jalur pemotongan. Satu jalur bisa memotong dua ribu ekor sehari.
Saat ini pemerintah menunggu pedagang dan pemotong ayam yang mau pindah ke lokasi pemotongan unggas itu secara sukarela sebagai pionir. "Syaratnya, yang memang betul-betul berusaha di bidang perunggasan, sebagai penampung ataupun sebagai pemotong," ujar Chaidir.
Ia juga menekankan bahwa pedagang dan pemotong ayam yang nantinya menempati RPU Petukangan Utara tidak harus berasal dari Jakarta Selatan.
MAHARDIKA SATRIA HADI