"Kami akan bantu, tapi besarannya belum disepakati," katanya ketika dihubungi wartawan, Rabu (31/03).
Adapun tiga orang dari divisi 1 Kostrad yang diduga mengarahkan terjadinya pemukulan juga telah menjalani pemeriksaan. Husni mengatakan bahwa ketiga anggota yang diperiksa ialah penjaga yang malam itu berjaga di Komplek Tibeng. Salah satu anggota diketahui berpangkat Sersan Dua berinisial AS.
Menurut Husni pemukulan itu dilatarbelakangi kecurigaan anggota tentara itu terhadap anak kecil yang keluyuran pada malam hari. "Ada anak kecil yang keluyuran malam hari, nggak heranlah kalau dicurigai," katanya.
Apabila nantinya, dalam pemeriksaan di Denpom terbukti anggota melakukan kesalahan, maka akan diserahkan ke Denpom wilayah.
Adapun, Ketua keamanan RT 02/RW 04, Saih menjelaskan bahwa jalanan di Kompleks Tibeng memang sudah sering dilalui oleh warga. "Biasanya warga kalau mau mancing pada lewat situ karena lebih dekat," ujar pria yang juga paman dari salah satu korban.
Bahkan sehari-harinya kompleks tersebut juga tidak tampak dijaga oleh anggota TNI. "Setahu saya nggak pernah ada yang jaga. Mau lewat ya lewat saja," katanya.
Menurutnya, jika pihak Kostrad menginginkan agar jalanan di komplek tersebut tidak bebas dilalui oleh warga sekitar maka ia menyarankan agar kawasan kompleks dipagari. "Kalau nggak mau warga lewat situ, ya mendingan dipagari saja," kata dia.
TIA HAPSARI