TEMPO Interaktif, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menolak permintaan sejumlah pengunjuk rasa yang menuntut pembubaran Satuan Polisi Pamong Praja b(Satpol PP). Fauzi menilai keberadaan Satpol PP sangat vital dan masih dibutuhkan masyarakat. “Peraturan Daerah perlu ada yang mengawal, dan mengamalkan sanksinya ke masyarakat,” kata Fauzi di Balai Kota, siang ini.
Perkataan gubernur sekaligus menjawab permintaan dari berbagai pihak yang menginginkan Satpol PP dibubarkan. Hari ini, Seniman Jalanan Jakarta dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (Senja – SRMI), berunjuk rasa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Mereka meminta para anggota dewan membentuk Panitia Khusus Pembubaran Satpol PP. Alasannya, tiga warga DKI baru-baru ini meninggal karena ulah Satpol PP.
Tiga orang meninggal adalah Ari Susanto, 17, Muhamad Faisal, 17, dan Christian Adi Wibowo. Ketiganya tewas sehubungan dengan razia Satpol PP. Ari tewas di kanal banjir timur saat menghindari kejaran Satpol PP, Rabu pekan lalu (3/3), Faisal menghindari Satpol PP sehingga tertabrak truk di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (1/3), dan Bowo meninggal Rabu pekan lalu (3/3) tenggelam di Kali Mookevart karena dikejar Satpol PP Kecamatan Cengkareng.
Kedua, Senja – SRMI meminta DPRD DKI mencabut Perda No.08 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, dengan alasan perda tersebut digunakan sebagai pembenaran hukum bagi tindakan yang sama sekali melanggar asas Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila.
ISMA SAVITRI