Suharto mengaku tidak menyangka jika anaknya lahir tidak normal. Hal tersebut lantaran, selama mengandung istrinya tidak pernah mengeluh apa pun. “Biasa layaknya orang hamil. Sebulan sekali juga rutin cek ke bidan,” ujar pria yang berprofesi sebagai penjual roti bakar ini kepada wartawan di RS Bunda Margonda Depok, sore ini.
Tetapi, ia mengakui dalam proses kelahirannya di bidan sempat terjadi masalah. Oleh karena itu, tak lama setelah melahirkan, Irmayanti dan bayinya segera di bawa ke RS Bhakti Yudha untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dokter yang memeriksa Muhammad mengatakan bahwa kondisi kritis dan harus dibawa ke ICU khusus bayi. Di Depok, hanya sedikit rumah sakit yang memiliki fasilitas perawatan ini, salah satunya RS Bunda Margonda. Maka pada Minggu lalu (04/04), Muhammad yang baru berumur tiga hari dibawa ke RS Bunda Margonda.
Dokter spesialis anak RS Bunda Margonda Desiana mengatakan ketika tiba di rumah sakit, kondis bayi sangat kritis. Selain memiliki kelaianan bawaan, bayi juga alami infeksi. Langkah pertama yang dilakukan terhadap Muhammad ialah melakukan kolostomi atau operasi membuatkan saluran dari perut dan usus untuk membuang feses atau kotoran. “Setelah kolostomi yang tadinya kembug, sekrang perutnya sudah kempes,” ujar Desiana.
Tetapi, kolostomi saja tidak cukup. Masih ada operasi lanjutan untuk membuat dubur bayi. Operasi lanjutan ini baru bisa dilakukan setelah kondisi benar-benar stabil. “Paling cepat bisa dilakukan setelah 8 minggu,” kata Desiana. Sampai saat ini Muhammad masih berada di dalam incubator. Di tubuh bayi kelahiran 2 April 2010 ini masih terpasang alat pengukur denyut jantung, alat bantu pernafasan, dan juga alat untuk mengukur kadar oksigen. Selain itu, setiap harinya petugas di ruang icu bayi rutin melakukan pemantauan klinis.
Adapun untuk biaya perawatan dan pengobatan secara keseluruhan, pihak rumah sakit mengaku tidak mampu memprediksi. Tetapi, Ghufron (37), tetangga Suharto yang sering menemani Suharto menjenguk anaknya mengatakan bahwa biaya perawatan di ICU bayi mencapai lebih dari satu juta setiap harinya. “Ya kalau lihat kondisi Suharto dan istrinya bingung juga biayanya dari mana,” kata dia kepada Tempo.
TIA HAPSARI