Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sempat Mogok, Pedagang Ayam di Depok Mulai Berjualan Lagi

image-gnews
Seorang petugas memeriksa ayam potong di pasar di Makassar untuk mengantisipasi adanya daging suntik dan bangkai  (8/9). Foto: ANTARA/Yusran Uccang
Seorang petugas memeriksa ayam potong di pasar di Makassar untuk mengantisipasi adanya daging suntik dan bangkai (8/9). Foto: ANTARA/Yusran Uccang
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Puluhan pedagang ayam di Depok yang Senin kemarin (09/08) sempat mogok berjualan, hari ini mulai menggelar dagangannya lagi. Di Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok, misalnya, belasan pedagang sudah berjualan sejak pagi dini hari tadi.

Setyo, pedagang ayam berusia 52 tahun ini mengaku memutuskan untuk berjualan karena melihat jika aksi mogok yang ia lakukan kemarin tidak terlalu membuahkan hasil. “Kemarin dari paguyuban katanya mogok beberapa hari karena mau demo. Tapi malah nggak jadi demo,” katanya kepada Tempo dengan wajah kesal.

Bahkan, akibat mogok satu hari, banyak ayam dagangannya yang tak kunjung laku. Hal tersebut lantaran banyak pembeli yang mengira jika aksi mogok masih akan terus berlanjut, sehingga memutuskan untuk tidak membeli ayam ke tempatnya lagi. “Karena kemarin nggak ada yang jualan, jadi hari ini pada nggak beli ke sini,” katanya.

Setyo mengatakan jika pada hari-hari biasanya ia bisa menjual sampai 50 ekor, maka pada hari ini ia beru berhasil menjual 10 ekor. “Biasanya sampai pagi jam 9 sudah 50 ekor saya bisa jual, tapi ini baru 10 ekor,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Suradi, 39 tahun. Akibat tidak berjualan kemarin, hari ini ia terpaksa mengobral ayam dagangannya yang tak kunjung laku. “Biasanya pagi jam 7 dagangan saya itu sudah laku semua. Tapi sekarang sampai jam 9, dari 135 ekor masih sisa 13,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pelanggannya yang terdiri dari pedagang sayur keliling umumnya juga tidak mengambil dagangan sebanyak hari-hari biasanya. “Yang biasanya ambil 13 ekor, sekarng cuma ambil 6. Soalnya mereka ngirain hari ini masih mogok, jadi udah pada belanja daging,” katanya.

Untuk menjual sisa dagangannya yang tak kunjung laku, Suradi harus membanting harga sampai Rp 25 ribu per ekor. Padahal. Harga belinya mencapai Rp 28 ribu per ekor. “Darpipada nggak laku terus bau ya mendingan diobral aja,” katanya pasrah.

Sebelumnya, sejumlah pedagang ayam di pasar-pasar di Depok memutuskan untuk mogok berjualan. Kebijakan mogok ini dilakukan untuk memprotes harga ayam yang terus menerus mengalami kenaikan. Bahkan jika diakumulasi dalam sebulan kenaikan mencapai Rp 5 ribu. Akibat mogok, daging ayam sempat sulit didapatkan oleh sejumlah warga Depok.

TIA HAPSARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

15 Maret 2021

Suasana aktifitas jual beli dengan dibatasi sekat plastik di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin, 11 Januari 2021. Selama pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) 11-25 Januari 2021 operasional pasar tradisional di Kota Solo tetap buka dengan pembatasan waktu operasional sampai pukul 18:00 WIB dan menerapkan protokol kesehatan ketat. ANTARA/Mohammad Ayudha
3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

Setidaknya terdapat tiga fase kenaikan permintaan selama momen Ramadan dan Idul Fitri yang bakal mempengaruhi pergerakan harga pangan.


Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

9 Mei 2020

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan ke Pasar Sederhana, Kota Bandung pada Rabu, 18 Maret 2020.
Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

Ridwan Kamil dan Mendag meluncurkan pasar tradisional mengantisipasi penyebaran corona.


Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

23 Oktober 2018

Seorang perempuan mengacungkan dua ibu jari kepada calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, yang berkunjung ke Pasar Wonodri, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 24 September 2018. ANTARA
Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid minta cawapres Sandiaga Uno memberikan konsep konkret bagaimana cara menstabilkan harga pangan.


Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

24 April 2017

Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku keluarga Afif juga turut menghadiri acara lamaran dan perkenalan kedua belah pihak keluarga besar Bella maupun Afif ini. instagram.com
Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada beberapa alasan jumlah pengusaha keturunan Cina terus bertambah.


Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

1 Agustus 2016

Jengkol. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

Kali ini ia merasa sangat sayang jika melewatkan masa panen raya di tengah harga jengkol yang melangit.


Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

29 April 2016

Sentra Ikan Bulak di Jalan Cumpat, Surabaya, Jawa Timur yang terletak sekitar 600 meter dari ikon baru Surabaya yakni Jembatan Kenjeran. TEMPO/Mohammad Syarafah
Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

Risma mengultimatum Camat Bulak agar segera memasukkan pedagang ikan ke Sentra Ikan Bulak yang sepi sejak diresmikan pada Desember 2012.


Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

12 Agustus 2015

Ninih (19), menawarkan getuk pada sejumlah warga yang melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Kuningan, Jakarta, 11 Agustus 2015. Ninih kembali melakukan aktivitasnya sebagai penjual getuk dengan penghasilan antara Rp 100 ribu hingga Rp300 ribu perhari. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

Setelah selesai berjualan, wanita cantik penjual getuk di jembatan, Ninih, pulang naik taksi ke kontrakannya.


Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

12 Agustus 2015

Ninih (19) membawa dagangannya menuju ketempat biasa dirinya menjajakan Getuk di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Kuningan, Jakarta, 11 Agustus 2015. Ninih dapat mendapatkan keuntungan antara Rp 100 ribu hingga Rp300 ribu perhari. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

Lama tak terlihat di layar kaca, penjual getuk asal Indramayu, Turinih alias Ninih, 19 tahun, kembali berjualan di Jakarta.


Pasar Klewer  

2 Januari 2015

Pasar Klewer  

Pasar Klewer terletak di sebelah barat Keraton Kasunanan Surakarta, sehingga menempati posisi yang ideal.


Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

20 Agustus 2013

Ilustrasi ayam potong. ANTARA/Agus Bebeng
Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

Relokasi juga akan dilakukan terhadap para pemotong ayam tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai tahun depan. Mulus-mulus saja.