Aksi berlangsung tertib dan hanya berlangsung sekitar 30 menit. "Kami tidak akan menyerah dalam mempertanyakan kejelasan tragedi ini," kata Muhammad Daud B, staf Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) di lokasi.
Daud dan rekan-rekannya menuntut agar pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera melakukan proses hukum terhadap para pelaku penembakan mahasiswa dalam tragedi yang terjadi pada November 1998 itu.
Menurut dia, proses hukum dapat dipercepat dengan segera melantik Jaksa Agung baru. "Jaksa Agung yang memiliki komitmen tegas dalam penegakan hak asasi manusia," ujarnya.
Pada November 12 tahun silam, MPR menggelar sidang istimewa untuk membahas rencana pemilihan umum pascalengsernya Presiden Soeharto. Mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat menolak sidang tersebut karena tidak mempercayai pemerintah transisi di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie.
Selain itu mereka juga menuntut dihapuskannya dwi fungsi ABRI. Namun kehadiran mereka justru disambut tembakan peluru tajam oleh aparat yang menyebabkan beberapa nyawa melayang.
PINGIT ARIA