Isi nota kesepahaman terutama memfokuskan pada penanganan banjir pada kota besar di Belanda termasuk Rotterdam. “Kami akan mendapatkan masukan bagaimana Belanda bisa berhasil menangani banjir dengan baik,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Selasa (1/2).
Sebagian besar wilayah Belanda, lanjut Fauzi, berada di bawah permukaan laut. Sehingga, Belanda memiliki pengalaman dan ahli menangani manajemen air ketika menghadapi banjir dan badai. Sementara Jakarta juga menghadapi berbagai permasalahan banjir karena 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut dan dikelilingi 13 sungai serta adanya penurunan permukaan tanah.
”Rencananya Wali Kota Rotterdam akan datang ke Jakarta pada Sabtu Sore (5/2). Setelah penandatanganan nota kesepahaman dan dialog dengan tenaga ahli Belanda, Wali Kota Rotterdam dan DKI akan memperdalam rencana pembangunan tanggul laut raksasa di Jakarta Utara,” kata Fauzi.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan DKI, Sarwo Handayani, mengatakan DKI akan memetakan tahap awal perencanaan Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) terkait tanggul laut raksasa. Target untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan agar draft final atlas JCDS tersebut bisa rampung adalah pada 24 Mei 2011.
“Kami juga akan beri masukan mengenai perlunya perencanaan ulang karena selama kurun waktu 15 tahun dari reklamasi pantai utara Jakarta pertama pasti sudah ada nilai-nilai baru yang berkembang. Salah satu pastinya terkait pembiayaan yang pasti juga berkembang,” kata Sarwo.
RENNY FITRIA SARI