TEMPO Interaktif, Jakarta - Keributan antarpenghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Salemba, Jakarta Pusat terjadi pada Selasa, 12 Juli 2011 sore. Kepala Polsek Cempaka Putih, Komisaris Djoko Dwi Haryanto yang datang mengamamankan lokasi, mengatakan berdasarkan keterangan dari Kepala Lapas keributan terjadi antara dua kelompok penghuni, yakni kelompok Palembang dan kelompok Ambon.
Djoko mengatakan keributan yang terjadi pada pukul 14.00 WIB tersebut bermula saat dua orang penghuni Lapas dari kelompok Palembang, yang menempati lantai 3 blok A kamar nomor 301 bernama Fani dan Haji Alvian, sedang berbincang di dalam kamar. Tiba-tiba mereka didatangi seorang penghuni lain bernama Jawir dari kelompok Ambon, yang tinggal di lantai 2. Jawir meminta Fani turun ke lantai 2 menemui Domingus dari kelompok Ambon, namun Haji Alvian menolak permintaan tersebut dan meminta Domingus yang datang ke kamar Fani. Kemudian Domingus dan kelompoknya naik ke lantai 3 mendatangi kamar Fani dan Haji Alvian. "Kemudian Domi (Domingus) teriak-teriak, tidak jelas maksudnya," kata dia.
Kemudian pecahlah keributan di antara dua kelompok penghuni Lapas tersebut. Berdasarkan keterangan Kepala Polisi Subsektor Lapas Salemba, Inspektur Dua Karsino, keributan tersebut berlangsung tak lebih dari 10 menit, namun pihak Lapas perlu waktu 30 menit untuk membubarkannya.
Menurut Karsino, pembubaran keributan tersebut berlangsung lama karena pada saat kejadian para penghuni sedang istirahat di luar kamar tahanan. Petugas butuh waktu lama untuk menggiring penghuni Lapas masuk selnya masing-masing.
Hingga saat ini pihak Lapas masih memeriksa para pelaku keributan. Menurut Djoko, ada satu korban luka-luka dalam keributan ini, yakni Andika dari kelompok Ambon. "Korban hanya luka-luka memar kena pukul," kata dia.
INDRA WIJAYA