TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI-Angkatan Laut Laksamana Untung Suropati membenarkan bahwa salah satu pelaku pembajakan kereta Gajayana merupakan anggota tentara.
Untung mengatakan pelaku tersebut berinisial D, anggota marinir berpangkat sersan satu. "Dia adalah anggota aktif," kata Untung saat dihubungi Tempo pada Sabtu sore, 27 Agustus 2011.
Saat disergap di Stasiun Senen, Jakarta, sersan satu D tertangkap tangan membawa senjata air soft gun laras pendek. Untung mengatakan senjata tersebut bentuknya mirip dengan pistol jenis FN-45. "Senjata dipakai untuk mengancam," kata Untung.
Untung mengatakan sejauh ini TNI belum mengetahui motif D membajak kereta. Keterangan yang diberikan D pada pemeriksa masih simpang siur. "Mungkin karena panik," ujarnya.
Kepada pemeriksa, D membantah merampas uang tunai Rp 2 juta dari masinis. Sebaliknya D mengatakan bahwa ia memberi uang Rp 150 ribu pada masinis.
TNI juga belum mendapat keterangan pasti tentang pelaku pembajakan lantaran keterangan dari D berubah-ubah. Tapi Untung memastikan bahwa tentara yang terlibat hanya D seorang. "Satu lagi yang disergap di Senen bisa ditanya ke polisi," ujar Untung.
Untung mengatakan jika D terbukti melakukan pembajakan, ia terancam hukuman berat dari TNI-AL. "Bisa saja D dipecat dari keanggotaan," ujarnya.
Selain memeriksa D, aparat juga memeriksa masinis yang menjadi korban pembajakan. Pemeriksaan terhadap masinis dilakukan oleh Reserse Mobil Kepolisian Daerah Metro Jaya. Namun penyidik maupun masinis hingga saat ini belum bersedia memberikan keterangan.
ANANDA BADUDU