TEMPO Interaktif, Jakarta - PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) menyatakan mobil tangki yang dimiliki tak akan cukup untuk menyuplai distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. "Mobil tangkinya dan airnya tidak akan cukup untuk semua pelanggan" kata Meyritha Meryanie, Manajer Komunkasi PT Palyja, Kamis 1 September 2011.
Karena runtuhnya pintu air Buaran kemarin malam, Meyritha menambahkan, Palyja kehilangan sekitar 65 persen air baku untuk produksi, atau sekitar 250 ribu dari 400 ribu meter kubik produksi per harinya. "Masih harus dihitung lagi tetapi sekitar 250 ribu meter kubik," katanya.
Pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta II menjanjikan perbaikan pintu air selesai dalam tiga hari (Sabtu). "Bukan masalah kehilangan air, tetapi pelayanan. Dari biasanya 200 keluhan hari ini lebih dari 3.000 keluhan," kata Meyritha.
Saat ini, sudah ada sekitar 100 orang tim Palyja, AETRA, Perum Jasa Tirta II dan Kementerian Pekerjaan Umum yang sedang memperbaiki pintu air yang rusak. Solusi sementara, Palyja meminta suplai air bersih dari Tangerang dan AETRA.
Rencananya, dari Tangerang Palyja mendapat tambahan air bersih 600 liter per detik, sekitar 10 persen dari produksi 6000 liter per detik. "Harapan paling utama adalah pipa interkoneksi dari AETRA yang di Diponegoro. AETRA sudah setuju, PAM sudah membolehkan," kata Meyritha.
Rencananya, air dari AETRA ini akan dipergunakan untuk pasokan air sekitar Diponegoro seperti daerah Menteng dan Salemba. Tetapi tergantung jumlah air yang disediakan AETRA. "Kami memintanya 1000 liter per detik. Tetapi tergantung AETRA hitung-hitungannya berapa," kata Meyrita.
ARYANI KRISTANTI