TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejak H-7 Lebaran (23 Agustus 2011), tingkat hunian hotel di Jakarta terus menurun. Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani, hal itu disebabkan oleh terhentinya kegiatan bisnis di Jakarta sehingga tidak ada lagi kegiatan rapat atau konvensi di hotel.
"Tinggi-rendahnya tingkat hunian hotel sangat dipengaruhi aktivitas pebisnis atau institusi pemerintah yang gelar rapat, konvensi, atau pameran di hotel," kata Yanti saat dihubungi Ahad, 4 September 2011.
Pada hari biasa, kata dia, tingkat hunian hotel bisa mencapai 80 persen. Namun pada H-7 Lebaran, angka tersebut perlahan menurun. Bahkan pada di H-3, tingkat hunian hanya sekitar 40 persen. "Itu pun hanya diisi orang-orang Jakarta yang pembantunya mudik atau orang asing yang menunggu pesawat untuk kembali ke negaranya," tutur Yanti.
Namun, kata dia, hotel yang berada di tempat wisata kondisinya terbalik dengan hotel di tengah Jakarta, seperti hotel di kawasan Jakarta Utara yang tingkat huniannya sekitar 80 persen. Bahkan di Bali dan Yogyakarta, tingkat huniannya bisa mencapai 90 persen. "Hotel di tempat wisata memang luar biasa kenaikan tingkat huniannya," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan telah terjadi fluktuasi tingkat hunian hotel di Jakarta. Sepekan sebelum Lebaran, tingkat hunian hotel mencapai 80 persen karena banyak warga yang tak ingin repot karena ditinggal mudik oleh pembantu rumah tangganya.
Namun kenaikan tingkat hunian itu tidak bertahan lama. Pada pekan Lebaran, tingkat hunian turun ke angka 50 persen. Penyebabnya adalah kegiatan bisnis di Jakarta terhenti. Mengenai kedatangan wisatawan dari luar Jakarta, Arie juga tidak melihat adanya pengaruh terhadap tingkat hunian hotel. “Banyak dari wisatawan menginap di rumah saudaranya yang orang Jakarta,” kata dia.
Yanti mengatakan tingkat hunian hotel di Jakarta baru akan normal kembali mulai Kamis, 8 September 2011, setelah para pemudik kembali ke Jakarta dan kegiatan bisnis kembali normal. "Kalau hari Senin (5 September 2011), para pekerja dan pebisnis baru masuk kantor. Jadi, kegiatannya belum berjalan normal," ujar Yanti.
CORNILA DESYANA