TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum sudah menyelesaikan pemasangan turap baja di tanggul Kanal Tarum Barat, Buaran, Kalimalang, Jakarta Timur, kemarin. Pemasangan turap itu dilakukan setelah pintu pelimpasan air di tanggul tersebut runtuh pada Kamis pekan lalu.
“Siang ini sudah selesai semua,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Mochammad Amron melalui telepon kemarin.
Setelah pemasangan turap, kata Amron, pekerjaan selanjutnya adalah menyingkirkan tanggul pasir yang dibangun untuk membendung air selama pemasangan turap baja. “Gundukan tanah yang menjadi landasan alat berat juga harus disingkirkan,” ujar dia.
Menurut Amron, hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab runtuhnya pintu pelimpas air itu. Namun dia menduga ada bagian bawah fisik pintu air yang bocor. “Pintu mudah sekali terguling jika ada kebocoran kecil.”
Banyak kemungkinan yang menjadi penyebab kebocoran, salah satunya aktivitas di sekeliling pintu pelimpasan, termasuk aktivitas di Jalan Raya Kalimalang, yang kerap dilewati kendaraan berat. Kanal Tarum Barat selama ini digunakan untuk memasok air ke instalasi pengolahan air Pejompongan, Jakarta Pusat.
Gara-gara masalah tersebut, aliran air bersih untuk 300 ribu pelanggan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) pun terganggu. Gangguan itu dirasakan oleh seluruh pelanggan di Jakarta Pusat. Sedangkan di Jakarta Utara, gangguan terjadi di Kapuk Muara, Pluit, Muara Karang, Penjaringan, dan Lodan. Adapun di Jakarta Barat, gangguan hanya terjadi di Kemanggisan.
Untuk mengantisipasi kebutuhan air di wilayah vital, seperti rumah sakit dan Istana Kepresidenan, Palyja terpaksa mengerahkan 22 truk tangki untuk mengangkut air. Pasokan air itu antara lain diperoleh dari dua pipa interkoneksi Aetra dan dibeli dari Kabupaten Tangerang.
Kementerian Pekerjaan Umum mengambil langkah cepat untuk mengatasi kerusakan pintu air tersebut. Enam puluh tiang baja pemancang disiapkan. Tiang-tiang itu digunakan untuk menutup lubang berukuran 6 x 14 meter yang muncul akibat runtuhnya pintu pelimpasan.
Meski berfungsi sementara, kata Amron, tiang-tiang baja itu bisa bertahan lama. Bahkan daya tahannya lebih kuat dibanding konstruksi pintu air sebelumnya. Rencananya, tiang-tiang ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang karena untuk membangun pintu pelimpas baru diperlukan waktu lama. “Perlu didesain, diajukan anggarannya, dibuat tender, dan waktu untuk proses pembangunan."
Hingga kemarin petang, pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur ke Saluran Air Tarum Barat berangsur normal. “Pada pukul 17.00 sudah 11 ribu liter per detik,” ucap Amron.
Sekitar 4.000 liter per detik sudah dialirkan ke instalasi Pulogadung dan 5.000 liter per detik ke instalasi Buaran. Sedangkan ke instalasi Pejompongan sudah 2.000 liter per detik. “Total pasokan akan kami tingkatkan menjadi 17 ribu liter per detik.”
Pasokan air ke rumah-rumah pelanggan diperkirakan baru akan normal pada hari ini.
MARTHA THERTINA | SUSENO