TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menjanjikan penyaluran air bersih melalui instalasi pengolahan air (IPA) di Pejompongan akan kembali normal dua hari mendatang. "Pagi ini (kemarin) sudah beroperasi, tapi (masih harus) membersihkan lumpur dulu akibat kebocoran," kata Kepala Badan Pengembangan Penyedia Sistem Air Minum (BPPSAM), Kementerian Pekerjaan Umum, Rachmat Karnadi, kemarin.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, perbaikan sementara pintu air Buaran, Jakarta Timur, sudah selesai kemarin malam. "Hari ini (kemarin) air sudah bisa dialirkan ke instalasi penjernihan di Buaran, Pulo Gadung, dan Pejompongan."
Sejak pintu limpasan air Kanal Tarum Barat di Buaran runtuh pada Rabu pekan lalu, Jakarta mengalami krisis air. Untuk pelanggan operator air perpipaan Aetra, yang terkena dampak runtuhnya pintu air, kondisinya mulai membaik pada Jumat pekan lalu. Namun air untuk IPA Pejompongan baru bisa mengalir kemarin pagi.
Mulai kemarin, operator penyedia air bersih bagian barat DKI Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), sudah mendapatkan air baku dari Kalimalang, Jakarta Timur. Meski begitu, pasokan air baku belum normal. Kemarin pagi, Palyja yang seharusnya mendapat 6.000 liter per detik, baru mendapat 3.700 liter per detik. "Itu pun sekitar pukul 12.30, turun menjadi 3.200 liter per detik," kata Kepala Komunikasi Perusahaan Palyja Meyritha Maryannie kemarin.
Dalam kondisi normal, pasokan air baku yang turun sekitar 500 liter per detik tidak jadi masalah. "Tetapi dalam kondisi begini, pengaruhnya besar."
Menurunnya pasokan air baku, kata Meyritha, bukan disebabkan oleh kelalaian Perusahaan Umum Jasa Tirta II, melainkan karena kotoran yang mengendap setelah beberapa hari pipa kering tak dialiri air. Pasokan air bisa normal 100 persen jika pasokan air baku dari Kalimalang sudah lebih dari 5.600 liter per detik.
Untuk membersihkan kotoran, Palyja sedang menggelontorkan air ke 3.000-4.000 kilometer pipa dalam jaringan primer. Hingga kemarin, pipa yang sudah dialiri air adalah pipa di daerah sekitar Tanah Abang, Jalan Majapahit, dan Jalan Balikpapan, Jakarta Pusat.
Kotornya saluran jaringan dan instalasi penjernihan juga menyebabkan tekanan air ke Pejompongan masih rendah karena pompa di Cawang, Jakarta Timur, hanya dioperasikan dua unit. Setiap pompa mampu menyalurkan 2.000 liter air per detik. Jadi, bila berfungsi seluruhnya, total tekanan air mencapai 6.000 liter per detik. Sedangkan saat ini tekanan hanya 3.700 liter per detik.
Palyja menjamin pasokan air di Jakarta Pusat sudah aman dan bersih mulai kemarin sore. Sedangkan layanan untuk kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan bergantung pada posisi tinggi-rendahnya wilayah serta jarak dari IPA Pejompongan. "Untuk Jakarta Utara juga mungkin belum bisa optimal karena letaknya yang jauh dari IPA Pejompongan."
Pasokan air untuk kawasan Jakarta Selatan didapat dari IPA Cilandak, sedangkan untuk Jakarta Barat dari Tangerang.
Joko mengatakan perbaikan sementara dilakukan dengan memasang penyangga baja sebagai penahan tanggul. "Beberapa bulan mendatang akan kami perbaiki sesuai dengan yang direncanakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air."
Perusahaan Umum Jasa Tirta II menyatakan pasokan air baku baru
normal setelah fondasi 60 tiang pancang baja (sheet pile) stabil. Kemarin pekerja masih memadatkan tanah di sekitar turap baja. "Kalau langsung dialirkan deras, takutnya mempengaruhi tanah di sekitar sheet pile," kata Kepala Divisi Pengelolaan Air Perum Jasa Tirta II Sutrisno.
ARYANI KRISTANTI | FRANSISCO ROSARIANS | HERU TRIYONO | ENDRI K