TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menahan 2 remaja yang tertangkap tangan membawa petasan dan kembang api saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain tadi malam, 6 September 2011. Keempat remaja itu AS, 18 tahun; HR, 15 tahun; AD, 21 tahun, dan IRU, 21 tahun. “Mereka ditahan 1x24 jam,” kata Djafar kepada wartawan pada Rabu, 7 September 2011 siang tadi.
Sebagian dari mereka tertangkap tangan sedang membawa kembang api yang panjangnya 40 sentimeter. Ada juga yang kedapatan sedang menyalakan kembang api.
Dua dari antara mereka mengaku sudah menyiapkan petasan sebelum memasuki stadion. Mereka, kata Djafar, membeli petasan itu di Mangga Dua. Dua lainnya mengaku membeli petasan di dalam stadion. “Ada salah satu penjual. Petasan ditaruh di dalam jaket.”
Djafar mengatakan kemungkinan besar 4 remaja itu akan dilepas polisi setelah mereka menjalani penahanan 1x24 jam.
Akibat ledakan petasan yang dinyalakan penonton tadi malam, wasit menghentikan pertandingan sekitar 15 menit. FIFA dan AFC kemungkinan memberikan sanksi akibat insiden itu. Polisi mengaku kecolongan, kurang waspada dalam memeriksa penonton. Kepolisian mengerahkan 2.100 personil untuk menjaga pertandingan itu. “Itu cukup. Buktinya tidak ada kerusuhan, padahal kalah bertanding,” kata Djafar. Indonesia kalah 0-2 atas Bahrain.
Ledakan petasan yang terjadi saat pertandingan membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kecewa dan meninggalkan stadion. Juru bicara kepresidenen, Julian Aldrin Pasha, mengatakan bahwa SBY kecewa terhadap ulah suporter itu.
ANANDA BADUDU