TEMPO Interaktif, Jakarta - Senior Manager Keamanan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Jakarta Akhmad Sujadi mengatakan aksi kriminalitas selama arus mudik dan balik Lebaran 2011 menurun drastis. "Tahun-tahun sebelumnya banyak penumpang menangis karena kecopetan," kata Akhmad dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Sabtu, 10 September 2011.
Akhmad menuturkan ada lima peristiwa di daerah operasi I Jakarta selama arus mudik dan balik yang berlangsung dari 27 Agustus sampai dengan 7 September 2011 lalu. Kelima peristiwa itu adalah pelemparan batu kepada kereta yang sedang melaju sebanyak dua kali. Satu kali aksi penipuan terjadi di Stasiun Pasar Senen. "Pengantre tiket ditipu mau dibelikan karcis. Tapi ternyata yang menawarkan tiket pergi dan tidak muncul lagi," kata Akhmad.
Selanjutnya adalah aksi pencopetan yang terjadi sebanyak dua kali. Peristiwa itu terjadi di Stasiun Kota. Menurut Akhmad, penumpang kecopetan saat berdesakan mengantre tiket dan naik kereta api.
Kejadian lainnya adalah terserempetnya dua orang oleh Kereta Api Gajayana. Dua orang tersebut, kata Akhmad, mengalami luka berat. "Korban adalah satu orang penumpang dan satu lagi warga yang berada di lintasan antara Stasiun Cikini dan Manggarai," terangnya.
Terakhir adalah aksi pembajakan Kereta Api Gajayana saat arus mudik Lebaran. Pembajakan yang berawal di Stasiun Telagasari, lanjut Akhmad, akhirnya bisa dihentikan di Stasiun Pasar Senen tanpa ada korban jiwa. "Pelaku adalah Sersan Satu Marinir Darsono," katanya.
Akhmad menilai jika dibandingkan dengan tahun lalu, rata-rata per hari setidaknya ada sepuluh kejadian. Pencopetan merupakan aksi kriminalitas terbanyak. "Dengan sistem boarding dan pembatasan penumpang, angka kriminalitas bisa ditekan," tambahnya.
ADITYA BUDIMAN