TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berjanji akan mencari penyelesaian yang lebih permanen untuk Museum Bahari yang saat ini menjadi kamp pengungsian korban kebakaran warga Penjaringan, Jakarta Utara. Gubernur mempersilakan warga mengungsi di sana asal untuk sementara.
Fauzi meminta yang terpenting para pengungsi itu tidak merusak fasilitas museum. "Intinya tidak berefek negatif," ujarnya usai mengikuti acara halal bi halal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 14 September 2011.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Arie Budhiman juga mempersilakan museum sebagai tempat pengungsian bagi korban kebakaran. "Ini kondisi darurat. Lagipula dibatasi 5-7 hari saja," katanya di kesempatan yang sama.
Menurutnya, semua bangunan pemerintah daerah bisa menjelma sebagai fasilitas pengungsian dalam kondisi tertentu. Museum Bahari, kata dia, tempat terdekat yang dapat dijadikan fungsi sosial.
Dia menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan camat dan kepala museum untuk mengatur pengungsi. Pihaknya menjamin para pengungsi akan tertib dan tidak merusak fasilitas dan benda museum. "Mereka juga tahu tidak akan merusak. Masak nasibnya dibiarkan. Kan, kasihan," ujarnya.
Sebanyak 160 kepala keluarga korban kebakaran di Pasar Ikan di Jalan Pakin, Gang Aquarium, Penjaringan, mengungsi di halaman dan ruangan Museum Bahari sejak Jumat pekan lalu. Tempat tinggal mereka ludes dilalap jago merah.
HERU TRIYONO