TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto menyesalkan bentrokan yang terjadi antar Siswa SMA Negeri 6 dengan wartawan. "Kebrutalan itu tidak boleh dilakukan oleh siapa saja, apalagi anak sekolah terhadap wartawan,” ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 19 September 2011.
“Kepala sekolah dan guru itu tugasnya mendidik siswanya, wartawan itu kan dulu juga dididik guru, maka harus bisa menghargai fungsi media," dia menambahkan.
Menurut dia, pihaknya akan meminta Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi bentrokan itu. “Ini akan dievaluasi untuk melakukan pembinaan agar ini tidak terjadi lagi," katanya. Dia juga meminta guru untuk membangun perilaku siswa.
Prijanto menilai, masalah ini merupakan tanggung jawab pihak sekolah sebagai fungsi pendidik. Dia pun mempertanyakan peran sekolah dalam mengantisipasi masalah kekerasan semacam ini, apalagi hal ini terjadi di lingkungan SMAN 6 Jakarta. "Kalau anak-anak sekolahnya brutal, maka guru-gurunya perlu dipertanyakan, karena guru bukan cuma mengajarkan pelajaran, tapi juga perilaku," katanya.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Agus Suradika memastikan akan memanggil kepala sekolah bersangkutan untuk dimintai keterangan. "Sebagai alumni saya minta maaf dan sangat bersedih, kasus ini tidak hanya mencoreng SMAN 6 tapi juga dunia pendidikan," katanya. Dia mengatakan akan menjenguk wartawan yang jadi korban.
Menurut Agus, tawuran telah menjadi budaya di SMAN 6 Jakarta. "Memang ada kultur yang harus diubah. Saya ingat ada upacara ritual perkelahian,” ujarnya.
“Alumni tahun 1981 kebetulan akan berkumpul sore ini. Kami akan mengajarkan perdamaian dalam pertemuan dengan siswa selanjutnya," Agus menambahkan. Dia menegaskan ikatan alumni SMAN 6 akan segera mengambil sikap.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI