TEMPO Interaktif, Jakarta - Empat hari sejak terbakar kapal tanker Lentera Bangsa hingga Selasa pagi, 27 September 2011, belum dapat dimasuki petugas kepolisian. Padahal diduga masih ada seorang korban yang terjebak di dalam kapal milik PT Trada Maritime Tbk yang disewa oleh PT China National Oil Offshore (CNOOC). "Kami masih menunggu hasil dari tim surveyor dari PT Trada Maritime untuk menyatakan kapal itu aman," kata Kepala Polres Kepulauan Seribu Ajun Komisaris Besar Hero Hendrianto Bachtiar saat dihubungi hari ini.
Kendati api sudah padam, kata dia, untuk sementara suhu di dalam kapal masih terlalu panas untuk dimasuki, yakni mencapai 40 derajat Celcius. "Kami terus menunggu perkembangannya," ujar Hero.
Kapal Lantera Bangsa sejatinya merupakan kapal tanker yang diubah fungsi menjadi kapal siaga logistik (floating storage and offloading). Kapal ini terbakar pada Jumat, 23 September 2011, sekitar pukul 08.40 WIB di perairan Widuri, di utara Pulau Pabelokan, yang masuk wilayah Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara. Lokasi tersebut berjarak 51 mil laut atau 81 kilometer dari pantai Jakarta. Perairan Widuri merupakan area pengeboran minyak lepas pantai PT CNOOC.
Saat kejadian Lentera Bangsa membawa sekitar 30 anak buah kapal, empat orang di antaranya mengalami luka-luka akibat kebakaran, yakni Agus Werdison, 59 tahun, Prayogi, 33, Agung Nugrandi, 39, dan Marjohan Sinaga, 52. Sedangkan satu orang lainnya, yakni Aris Suwanto Septy, hingga saat ini belum ditemukan. "Perairan sudah kami sisir, korban terakhir diduga masih berada di kapal," kata Hero.
PINGIT ARIA