TEMPO Interaktif, Jakarta - Tedi Hanafi, 61 tahun, warga Kompleks Bina Marga Blok A Nomor 11, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, ditemukan tewas di dalam kamar tidur di rumahnya, Sabtu malam, 29 Oktober 2011.
Saat ditemukan tubuhnya bersimbah darah. Perutnya penuh luka sayatan dan kepala remuk. Korban diduga dibunuh kawanan perampok karena sejumlah harta milik koban hilang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor, Ajun Komisaris Polisi Imran Ermawan, memaparkan bahwa korban yang sehari-hari hidup sendirian di rumahnya ditemukan telah menjadi mayat pada pukul 20.00 WIB.
Tedi diketahui telah menjadi mayat ketika Irfan Pance Komara, 24 tahun, mendatangi rumah Tedi. Irfan, warga Kompleks Perumahan Cipaku 2/B, Cidadap, Bandung, adalah rekan Tedi sebagai sesama pedagang di Kota Bogor. "Sebelum datang ke tokonya sendiri, Irfan biasa membukakan toko milik korban," kata Imran saat dihubungi Tempo, Minggu siang, 30 Oktober 2011.
Irfan mendatangi rumah Tedi karena sudah dua hari Tedi tidak berjualan. Irfan juga tidak bisa berkomunikasi dengan Tedi. Tiga nomor telepon seluler korban tidak aktif.
Saat tiba di rumah Tedi, Irfan melihat rumah tersebut tertutup rapat. Irfan lantas mencari Djaelani, 69 tahun, pembantu harian yang bekerja di rumah Tedi. Namun Djaelani mengaku sudah dua hari tidak bisa masuk untuk melakukan tugasnya karena rumah selalu terkunci. ”Irfan dan Djaelani membuka paksa pintu rumah korban," ujar Imran.
Setelah masuk ke dalam rumah, Irfan dan Djaelani terkejut ketika melihat Tedi terbaring di lantai di samping kasur di kamar tidurnya. Saat didekati ternyata kakek renta itu sudah menjadi mayat dengan kondisi mengenaskan. "Terdapat luka di kepala belakang sebelah kiri dan perut korban penuh luka sayatan,” urai Imran.
Irfan mengaku terakhir kali melihat Tedi Kamis malam, 27 Oktober 2011, jam 20.30 WIB.
Imran juga menjelaskan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) korban diduga dibunuh oleh kawanan perampok yang menyatroni rumah korban antara Kamis malam atau Jumat dini hari, 28 Oktober 2011.
Dugaan terjadinya perampokan, kata Imran, karena sejumlah harta benda milik Tedi hilang, yakni satu unit mobil Toyota Vios, tiga buah telepon genggam, keping video compact disc, serta uang tunai sekitar Rp 1 miliar.
Kendati dugaan sementara pembunuhan bermotif perampokan, polisi mencurigai ada indikasi lain. Bahkan pelaku kemungkinan telah mengenal korban. Sebab tidak tampak kerusakan pada pintu dan jendela yang dalam keadaan terkunci.
Barang-barang lainnya masih tertata rapi. Pada dinding kamar dan kasur terdapat bercak darah. Mayat korban telah dibawa ke Rumah Sakit Soekamto untuk divisum.
ARIHTA U SURBAKTI