TEMPO Interaktif, Jakarta - Jakarta Islamic Center membagikan 4.800 kupon daging kurban kepada mustahik. Uniknya, kupon-kupon daging kurban ini tidak dibagikan kepada individu, melainkan melalui lembaga, organisasi, atau komunitas di wilayah tersebut. "Kami sengaja tidak membagikan kepada perorangan untuk menghindari antrean," kata Kasubag Humas Jakarta Islamic Center, Paimun Abdul Karim, Ahad, 6 November 2011.
Islamic Center berdiri di area yang dulunya merupakan lokalisasi Kramat Tunggak di Koja. Koja sendiri merupakan salah satu kecamatan terpadat di Jakarta Utara dengan banyak warganya yang masih diimpit kemiskinan. Menghindari antrean di wilayah ini merupakan keputusan bijak sebab antrean rawan menimbulkan kericuhan.
Metode yang dilakukan panitia adalah dengan menerima proposal permintaan daging kurban dari lembaga, organisasi, maupun komunitas sebelum Hari Idul Adha. Panitia kemudian melakukan verifikasi dengan mendatangi lokasi-lokasi yang disebut dalam proposal. Bila sesuai, artinya ada masyarakat yang berhak menerima daging di sana, maka jatah diberikan.
"Pemohonnya macam-macam, dari RW setempat sampai badan-badan (pengolah) zakat dari Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang," kata Paimun. Ia menambahkan, "Sebagian sudah biasa menerima dari kami, Insya Allah amanah."
Selain dibagikan melalui badan-badan ataupun komunitas, masyarakat yang datang secara individual pun tetap diberi kesempatan untuk mendapatkan jatah daging. "Kami tak mungkin menolak bila ada warga yang datang, tapi jumlahnya memang tak banyak," ujar Paimun.
Hewan kurban yang akan disembelih di Islamic Center pagi ini sebanyak 19 ekor sapi dan 18 ekor kambing. Sebagian besar hewan-hewan kurban ini dikumpulkan dari para pejabat ataupun instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan begitu, Islamic Center tidak menyedot hewan-hewan kurban yang disembelih oleh masyarakat di musala atau masjid-masjid sekitarnya.
Pembagian daging kurban melalui badan ataupun komunitas ini rupanya benar-benar efektif menghindari antrean. Usai salat Idul Adha yang dipimpin H. Aep Saefullah, jemaah pun berangsur meninggalkan lapangan.
Saiful, 38 tahun, warga RT 04 RW 02 Tugu Utara, Koja, menyatakan bahwa ia tak harus datang ke tempat penyembelihan untuk mendapatkan jatah daging kurban. "Biasanya siang atau sorean diantar sama orang RW," kata bapak satu anak ini.
PINGIT ARIA