TEMPO Interaktif - Setelah peristiwa penusukan yang mengakibatkan tewasnya siswa SMA Pangudi Luhur, Shy Rooftop, Kemang, masih tutup. Namun, bar dan lounge lainnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, seakan tak peduli. Akhir pekan lalu, Tempo menyambangi Attics, klub malam di Jalan Kemang Raya Nomor 24A.
Setelah membayar Rp 40 ribu untuk first drink dan menunjukkan identitas, saya memasuki klub yang kemudian ingar-bingar dengan musik. Saat di pintu masuk itu, saya sempat mendengar makian remaja yang kesal karena tidak diperbolehkan masuk oleh petugas. “Sialan, padahal enam bulan lagi gue 17 tahun,” kata dia kepada temannya. Ketika itu, petugas meminta ia menunjukkan kartu identitas.
Seorang pelayan Attics mengatakan sepekan terakhir pengawasan terhadap pengunjung lebih ketat. Bahkan, pihak pengelola menambah petugas keamanan menjadi lima orang, tiga di antaranya berasal dari Marinir. “Biasanya tiga atau empat sekuriti, Mbak. Tapi sejak penusukan itu, petugasnya ditambah,” ujar pelayan yang menolak namanya disebutkan itu.
Si pelayan menambahkan, dalam sepekan terakhir, terlihat intel polisi di sekitar tempat hiburan Kemang. Beberapa dari mereka pernah masuk juga ke Attics. “Terlihat dari gaya berpakaian dan sikap mereka,” ucapnya. Bahkan, manajemen diminta menutup usahanya lebih awal, menjadi pukul 02.00.
Sementara itu, di Nu China, semarak pesta dunia gemerlap dirasakan Susan. Dia mengaku tidak takut untuk datang ke bar and lounge di sekitar Kemang. “Wallahua’lam, yang namanya mati bisa di mana saja. Enggak di Kemang saja," kata dia berseloroh sambil terus bergoyang.
Menurut informasi yang ia dapat dari seorang teman yang ibunya bekerja di manajemen Shy Rooftop, penusukan Raafi terjadi saat dia mabuk dan mulai membuat kerusuhan. "Raafi mabuknya rese, senggolan sama orang malah sama-sama ngotot. Makanya kalau mabuk enggak usah rese," katanya.
Seperti diberitakan, pada 5 November dinihari lalu, Raafi Aga Winasya Benjamin, 17 tahun, tewas ditusuk di Shy Rooftop, Kemang. Polisi belum dapat menangkap pelakunya.
CORNILA DESYANA