TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Selatan bakal memeriksa perwakilan Research in Motion (RIM), produsen BlackBerry, terkait ricuh saat peluncuran jenis terbarunya tipe Bellagio di Mal Pacific Place, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Menurut Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto, pemeriksaan itu untuk melengkapi keterangan terkait dengan acara promosi yang digelar perusahaan tersebut.
“RIM baru bisa datang hari ini karena harus didampingi penerjemah. Selain memeriksa mereka, kami juga akan memeriksa pengelola Pacific Place,” kata Imam Sugianto di Mapolda Metro Jaya, Senin 29 November 2011.
Kedatangan perwakilan perusahaan asal Kanada itu, kata Imam, merupakan inisiatif sendiri. Polres Jakarta Selatan, kata Imam, sebenarnya belum memanggil RIM.
“Tapi mereka meminta diperiksa hari ini. mudah-mudahan tidak mundur lagi,” ujar Imam melanjutkan.
Dalam kericuhan pada Jumat lalu itu sekitar 90 orang pingsan dan tiga orang patah tangan akibat berdesak-desakkan. Menurut polisi, kericuhan dipicu oleh salah seorang petugas dari RIM yang menyuruh orang tidak bergelang antrean masuk, padahal antrean orang yang bergelang telah mengular. Kepolisian Sektor Kebayoran Baru juga terkena getah akibat kericuhan itu. Mereka mendapat teguran dari Kepolisian Resor dan Kepolisian Daerah Metro Jaya karena dinilai lalai dan tidak melapor kepada dua institusi di atasnya itu.
Polres Jakarta Selatan baru menetapkan satu tersangka dalam peristiwa itu. Ia bernama Edwin, yang berasal dari penyelenggara acara (event organizer). Sepuluh orang sudah diperiksa terkait dengan hal itu. Mulai dari pengelola gedung, petugas keamanan, hingga pihak penyelenggara acara.
Namun, meski Edwin sudah ditetapkan sebagai tersangka, kata Imam, ia tidak ditahan. Dia dianggap masih kooperatif terhadap penyidik dan membantu penyidikan.
“Sebenarnya tersangka Pasal 360 bisa ditahan. Tapi kami tidak menahannya karena dianggap bisa membantu penyidikan. Ia hanya dikenai wajib lapor,” ujar Imam menambahkan.
RIM belum bisa dikonfirmasi dan dimintai tanggapan terhadap kericuhan tersebut. Pejabat Senior Hubungan Masyarakat RIM untuk Asia Tenggara, Oliver Pilgerstorfer, saat dihubungi tidak menjawab. Begitu pula Gregory Wade, Direktur Pelaksana RIM untuk Asia Tenggara.
ARIE FIRDAUS