TEMPO Interaktif, Jakarta - Jelang ujicoba sistem terbaru Loopline mulai Kamis 1 Desember 2011, sebagian penumpang atau pengguna KRL menyatakan kekhawatirannya akan situasi yang akan menjadi sangat padat di stasiun-stasiun transit. “Bisa penuh stasiun kalau semua penumpang turun bersamaan,” kata Ferdi, 45, satu penumpang diantaranya yang ditemui di Stasiun Duri, Jakarta Barat., Rabu 30 November 2011.
Stasiun Duri adalah satu dari lima stasiun transit dalam sistem Loopline yang memangkas 37 rute perjalanan KRL Jabodetabek yang selama ini ada menjadi enam saja itu. Selain Duri, yang lain adalah Manggarai di Jakarta Selatan, Tanah Abang di Jakarta Pusat, Jatinegara di Jakarta Timur, dan Kampung Bandan di Jakarta Utara.
Untuk menjaga kenyamanan penumpang, Ferdi mengharapkan pihak stasiun menambah jumlah tempat duduk. "Selain itu, perlu dibuat atap agar calon penumpang tidak kebasahan kalau hujan," katanya.
Menanggapi itu Kepala Stasiun Duri, Acep Kusnadi, mengatakan pihaknya akan menambah kanopi dan peron. "Tapi itu nanti dilakukan bertahap," katanya sambil menambahkan, “Untuk saat ini kami akan mengoptimalkan fasilitas yang ada.”
Stasiun Duri memiliki empat jalur rel kereta. Dengan adanya sistem Loopline, jalur keempat yang semula tidak pernah digunakan akan diaktifkan kembali. "Nanti kami buat pijakan atau peron kecil untuk memudahkan penumpang turun," katanya.
Dari pantauan Tempo, peron yang masih dalam proses pembuatan lebih kecil dari ukuran peron yang sudah ada. Peron tersebut memiliki tinggi sekitar 60 cm dan lebar 60 cm dan berdiri sejajar dengan peron yang sudah ada. Belum tersedia papan petunjuk apapun disana.
Selain menjadi tempat transit, sistem Loopline juga bersampak pada peningkatkan jadwal perjalanan KRL di Stasiun Duri dari semula 75 menjadi 135.
ADITYA BUDIMAN